Salah satu bentuk tauhid yang harus ditanamkan kepada anak adalah rasa berserah diri atau tawakal kepada Allah. Anak juga harus diajarkan untuk meminta segala sesuatu hanya kepada Allah.
Baca Juga: Belajar Arti Tawakal dari Proses Persalinan Maryam
Bentuk Tauhid yang Harus Ditanamkan kepada Anak
Kita harus memberikan pendidikan tauhid sejak dini yang juga ditanamkan oleh Rasulullah kepada para shahabatnya. Kepada Abdullah bin Abbas yang masih belia, Nabi berpesan,
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
“Wahai anak, jagalah Allah! Allah pasti akan menjagamu. Wahai anak, Jagalah Allah! Niscaya kamu mendapati-Nya selalu menolongmu.” (HR. at-Tirmidzi no. 2516 dari shahabat Abdullah ibnu Abbas)
Menjaga Allah diwujudkan dengan menjaga syariat-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
Demikian pula dengan mempelajari ilmu agama yang dengannya seseorang bisa melaksanakan ibadah dengan benar. Ini semua bentuk penjagaan terhadap Allah.
Allah tidak butuh seorangpun untuk menjaga-Nya. Namun, yang dimaksud “menjaga Allah” adalah menjaga agama dan syariat-Nya. Hal ini seperti pada firman Allah,
“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, Dia pasti menolongmu.” (Muhammad: 7)
Dengan menjaga agama Allah, seseorang akan selalu ditunjukan kepada jalan kebaikan dan dihindarkan dari jalan keburukan. (Lihat Syarah Riyadhus Shalihin Syaikh Ibnu ‘Utsaimin)
Perhatikan pesan Rasulullah kepada Abdullah ibnu Abbas,
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ
“Jika kamu meminta maka mintalah kepada Allah dan jika kamu meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah.” (HR. at-Tirmidzi no. 2516 dari shahabat Abdullah ibnu Abbas)
Anak dilatih menggantungkan permintaan hanya kepada Allah, bukan kepada makhluk, termasuk kedua orang tua.
Meminta tolong juga hanya kepada Allah, bukan kepada selainnya. Karena Dia-lah Maha Pemberi rezeki. Karena Dia-lah Maha Kuasa.
Jangan sampai seorang anak bersandar kepada makhluk.
“Nak, mintalah segala sesuatu hanya kepada Allah!” Demikian yang harus ditanamkan kepada mereka. Orang tua bisa meninggal dunia kapan saja. Sedangkan Allah Dzat yang Maha hidup tidak akan pernah mati selama-lamanya.
Disamping perintah agar bertauhid kepada Allah, dengan segala konsekuensinya, orang tua harus memperingatkan anak dari perbuatan syirik. Sebab, kesyirikan merupakan lawan dari tauhid.
Larangan untuk berbuat kesyirikan mencakup larangan agar tidak beribadah kepada selain Allah, tidak meminta dan tidak bernadzar kepada selain-Nya.
Rasa takutnya tidak ditujukan kepada makhluk, akan tetapi hanya untuk Allah saja.
Tanamkan pula kepada anak agar jangan menyandarkan pertolongan kepada makhluk, baik kepada pohon, batu besar, tempat keramat, jimat, dan lain sebagainya.
Tanamkan pada jiwa anak, “Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami minta pertolongan.” (al-Fatihah: 4)
[Cms]
Oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Majdiy hafizhahullah
Sumber: Buletin al-Ilmu Edisi 15 / Tema Keluarga / 1438 H
Majmu’ah Tarbiyatul Aulad
t.me/TarbiyatulAulad