ChanelMuslim.com- Dua orang yang juga kakak dan adik merasa begitu bingung dengan kesulitan yang akan mereka hadapi. Sang kakak merasa begitu sulit kalau ia menikah. Sementara sang adik merasa sulit kalau ia masuk ke sebuah perguruan tinggi.
“Jadi kakak mau tunda lagi rencana nikahnya?” ucap sang adik suatu kali.
Sang kakak terdiam sebentar. Ia bingung mau jawab apa. Karena kenyataannya, ia memang masih merasa belum yakin bisa lewat dari perasaan sulit memasuki gerbang pernikahan.
“Kakak bingung, Dek. Soalnya, kakak belum kenal dekat dengan calon isteri kakak,” ucap sang kakak memberikan gambaran yang mengambang.
“Aku juga merasa belum pasti, Kak. Aku merasa kesulitan memilih kampus mana dan jurusan apa. Kalau salah pilih, nanti aku gak betah,” cerita sang adik mengungkapkan kesamaan isi hatinya.
Kakak beradik ini sama-sama tidak tahu harus memulai dari mana. Dan masih bingung dengan masalah yang sebenarnya mereka hadapi.
Keduanya merasa bahwa pilihan mereka saat ini sangat menentukan pilihan jalan hidup mereka kedepan. Kalau salah pilih pasangan, bisa berisiko kepada anak dan rumah tangga. Dan, kalau salah pilih kampus dan jurusan, bisa berisiko pada profesi di kemudian hari.
“Sebenarnya, bukan kesulitan yang sedang kalian hadapi,” ucap ayah suatu kali.
Kakak dan adik ini pun menyimak apa yang diucapkan ayahnya. “Maksud ayah?” ucap keduanya.
“Anakku, yang kalian hadapi ini bukan sulitnya memilih. Tapi, ketakutan dari risiko pilihan yang akan kalian ambil,” jelas sang ayah yang mulai menyadarkan mereka berdua.
“Jadi, apa yang harus kami lakukan ayah?” ucap keduanya.
“Ambil pilihan, dan siap dengan segala risiko dari pilihan itu. Karena hidup ini adalah seni menghadapi risiko,” terang sang ayah yang diiringi anggukan keduanya.
**
Orang bijak mengatakan, “Bukanlah kesulitan yang membuat kita menjadi takut. Tapi perasaan takutlah yang menjadikan kita berada di bayang-bayang kesulitan. Dan jangan katakan kepada Allah bahwa saya punya masalah besar. Tapi katakanlah kepada masalah besar itu bahwa saya punya Allah yang Maha Besar.” (muhammad nuh)