SEPERTI matahari dan bulan. Seperti itulah peran ayah dan ibu untuk putera-puteri mereka.
Perhatikanlah matahari dan bulan. Keduanya merupakan bagian dari kesempurnaan kehidupan makhluk di muka bumi ini.
Matahari memberikan energi. Memberikan tenaga untuk tumbuhnya aneka ragam makhluk Allah di muka bumi. Tanpa matahari, sumber-sumber makanan akan terhalang tumbuh. Hidup menjadi serba gelap dan menakutkan.
Bulan memberikan kesejukan. Cahayanya temaram, sejuk, dan membuai keteduhan. Ada ketenangan dan kenyaman di sana.
Matahari dan bulan tidak salah memberikan peran. Keduanya konsisten sepanjang usia hidup mereka. Matahari tidak melampaui bulan, begitu pun bulan terhadap matahari.
Keduanya berperan dalam prinsip keseimbangan. Karena keseimbanganlah dinamika kehidupan menjadi serasi. Tak ada terik di kala malam, dan tak ada gelap gulita di kala siang.
Tentang hujan dan badai, mereka bisa datang di saat kapan saja. Bisa di kala matahari terjaga. Bisa pula di kala bulan bertugas.
Tapi biasanya, matahari dan bulan tak menampakkan wajah di kala hujan dan badai datang. Keduanya seperti tak tega menyaksikan suasana yang tak nyaman itu.
Ayah dan ibu merupakan satu kesatuan dalam tata kelola rumah tangga. Keduanya memiliki peran tersendiri untuk tumbuh kembang anak-anak mereka.
Jika diibaratkan seperti matahari dan bulan, ayah bagaikan matahari yang memberikan energi. Ia memberikan kehangatan untuk putera-puterinya. Dengan begitu anak-anak akan bergerak dalam semangat.
Jika diibaratkan seperti matahari dan bulan, ibu bagaikan bulan yang memberikan kesejukan dan ketenangan hati. Ketika di sisi bulan, anak-anak mereka akan terbuai dalam suasana yang menenteramkan.
Peran sebagai matahari saja sudah sangat melelahkan. Dan peran sebagai bulan saja juga sangat meletihkan. Karena itu, tidak mungkin matahari mengganggu bulan. Begitu pun sebaliknya. Matahari dan bulan selalu dalam keserasian.
Mungkinkah matahari berperan sebagai bulan, atau bulan sebagai matahari? Rasanya hampir tidak mungkin. Kecuali dalam hal yang tidak pokok. Misalnya, di saat matahari terbit dan terbenam yang sejenak menyerupai bulan. Atau, di saat bulan purnama, yang sejenak pula menyerupai matahari.
Tapi tetap saja, matahari sulit menggantikan bulan, begitu pun sebaliknya. Dan itu menjadi suasana objektif yang dirasakan para penghuni bumi. Walaupun semirip apa pun matahari ingin berperan sebagai bulan, dan bulan seperti matahari.
Anak-anak di masa tumbuhkembangnya akan selalu membutuhkan energi seorang ayah, dan kesejukan seorang ibu. Dan di situlah ayah ibu bisa pandai-pandai membagi peran.
Memang, dalam kenyataannya, dinamika hidup ini tidak seperti rumus matematik yang selalu fix. Adakalanya, matahari diharapkan bersinar temaram seperti bulan. Dan bulan bercahaya terang bagaikan matahari.
Anak-anak dalam keluarga adalah segalanya. Jangan pernah abaikan asupan energinya, dan jangan acuhkan kesejukan batinnya seperti pelukan seorang ibu. [Mh]