SAAT telah usai tugas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penyampai risalah Islam kepada seluruh umat manusia, beliau diberi pilihan oleh Allah antara dua kehidupan yaitu tetap di dunia dengan kekayaan yang melimpah atau bertemu dengan Allah subhanahu wa ta’ala.
Hal ini disampaikannya kepada Abu Muwaihibah pada malam yang gelap gulita di pemakaman Baqi.
Kisah ini bermula ketika Rasulullah mulai jatuh sakit. Di pertengahan malam Rasulullah keluar untuk
menziarahi kuburan Baqi’ Al-Gharqad atas perintah Allah untuk memintakan ampunan bagi para penghuninya.
Baca Juga: Perhatian Rasulullah kepada Keluarganya
Sebelum Wafat Rasulullah Diberi Pilihan antara 2 Kehidupan
Abu Muwaihibah mantan budak Rasulullah, bercerita “Menjelang tengah malam Rasulullah bersabda padaku: “Wahai Abu Muwaihibah, aku diperintah agar memintakan ampunan bagi para penghuni kuburan Al-Baqi’. Maka, ikutlah engkau bersamaku.”
Kemudian aku pun menemani beliau shallalahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala berdiri di tengah-tengah kuburan Al-Baqi’,
Rasulullah bersabda: “As-Salamu ‘Alaikum, wahai penghuni kuburan, berbahagialah kalian semua dengan apa yang kalian rasakan di dalamnya, daripada apa yang kini dirasakan manusia. Banyak cobaan kini datang bagaikan serpihan malam yang gelap gulita dimana cobaan terakhir menyusul cobaan pertama dan cobaan terakhir lebih buruk daripada cobaan pertama.”
Kemudian Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan wajahnya kepadaku dan bersabda: “Wahai Abu Muwaihibah, telah diberikan kepadaku kunci-kunci kekayaan dunia, keabadian di dalamnya, dan surga, lalu aku perintahkan untuk memilih di antaranya atau aku memilih dengan pilihan bertemu Tuhanku dan surga.”
Aku berkata: “Wahai Rasulullah, ambillah kunci-kunci kekayaan dunia, keabadian di dalamnya, dan
surga.”
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak, demi Allah, wahai Abu Muwaihibah, aku lebih mencintai bertemu dengan Tuhanku dan surga.”
Setelah itu, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam memohonkan ampunan bagi penghuni kuburan Al-Baqi’, setelah itu pulang, dan esoknya mulai sakit-sakitan yang membuatnya meninggal dunia.
Sahabat Muslim, kita bisa renungkan kisah ini dengan baik, bahwa setelah berbagai kesulitan, cacian, ancaman, dan ujian yang beliau hadapi selama menyiarkan agama Allah di muka bumi ini, beliau tidak mengharapkan balasan sedikitpun dari kenikmatan dunia. Padahal jika beliau mau, beliau bisa mendapatkannya dengan mudah. [Ln]