HATI itu sangat berpengaruh. Tanpa dinding, hati juga rentan dipengaruhi luar.
Anak nelayan belajar mencari ikan. Di atas perahu kecil, ia mencermati bagaimana ayah dan kakak-kakaknya menangkap ikan.
Begitu banyak hewan laut yang berhasil mereka tangkap. Ada aneka ikan, cumi, udang, kepiting, dan tripang. Semua hewan laut itu akan mereka jual di pasar.
“Kamu mau coba cumi bakar, Nak?” tanya sang ayah sambil menyiapkan perlengkapan masak seadanya.
“Apa rasanya asin, Yah?” ucap sang anak nelayan.
“Kamu ini, mana ada hewan laut yang rasanya asin!” sahut sang kakak yang ikut nimbrung pembicaraan.
“Tapi kan air laut sangat asin,” ucap anak nelayan, menegaskan.
“Iya benar. Air laut memang rasanya sangat asin dan tak bisa diminum. Tapi, semua hewannya tetap tawar,” ungkap sang ayah.
“Kecuali dijemur dan ditaburkan garam, nah baru rasanya asin. Namanya ikan asin,” canda sang kakak, menimpali.
**
Hati kita mestinya seperti aneka hewan di laut. Meski dilingkupi air asin, rasanya tetap tawar. Meski dilingkupi lingkungan buruk, tapi isi hati tetap baik. [Mh]