DIALAH Aisha Al Masri, berumur 7 tahun dan menjadi hafizah termuda di Palestina.
Prestasi yang diraih Aisha bukan hanya merupakan bukti dedikasi dan tekadnya, namun juga pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Al-Qur’an adalah inti keimanan umat Islam di seluruh dunia, dan kemampuan menghafalnya merupakan pencapaian yang sangat dihormati.
Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam, yang diyakini oleh umat Islam sebagai firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Menghafal Al-Qur’an sangat dihormati dalam Islam, karena diyakini sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan meningkatkan pemahaman iman seseorang.
Ini adalah pencapaian signifikan yang membutuhkan dedikasi dan kerja keras bertahun-tahun, dan Aisha benar-benar menjadi inspirasi bagi semua orang dengan prestasi mengesankannya di usia yang begitu muda.
View this post on Instagram
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Banyak sekali kisah menakjubkan dari bumi Syam tersebut.
Di mana seluruh pejuang hidup dengan pondasi yang kuat menggunakan Al-Qur’an.
Khalid Abu Musa, seorang anak autis Palestina berusia sepuluh tahun berhasil mempelajari dan menghafal seluruh isi Al-Qur’an dan hal ini bisa memberikan contoh bagi orang-orang yang menderita autis di seluruh dunia.
Ia berhasil menghafal seluruh Al Qur’an dengan mendengarkan ayat-ayat yang dibaca berulang-ulang kepadanya.
Seiring dengan menghafal Al-Quran , Abu Musa juga belajar membaca dan menulis dan langkahnya ini membuat terobosan baru untuk anak-anak autis.
Inilah Aisha Al Masri, Hafizah Termuda di Palestina
Baca juga: Meski Autis, Bocah Palestina Ini Bisa Menjadi Hafizh Al-Quran
Meskipun menderita austime, Khalid Abu Musa telah mampu berkomunikasi dengan anak-anak lain dan bermain game.
Bukti dari dahsyatnya Al-Qur’an juga tampak pada kakak adik, Ramdan Jazar dan Walid.
Pada kesempatan talkshow bertajuk “Connecting Generation”, Syekh Mahmud ayah dari Ramdan dan Walid mengungkapkan bahwa ia memulai mendidika anaknya dengan Al-Qur’an.
“Investasi terbaik seorang manusia adalah investasi kepada manusia lain, seorang ayah kepada anaknya. Lalu darimana memulainya? Tidak lain dan tidak bukan adalah dari Al-Qur’an,” jelasnya.
“Jangan sedih, tidak usah tangisi kami. Kami lapar, kami sakit, kami susah. Tenang kami baik-baik saja. Ubah tangismu dengan sebuah kemarahan untuk membebaskan Palestina. Kami sudah memulainya, kini saatnya kalian bergabung di barisan yang sama dengan kami. Kami yakin, kami akan menang dan kita bebaskan Masjidil Aqsha,” ucap Ramdan penuh optimis dengan senyum teduh di wajahnya.[Sdz]