KEMENANGAN tidak datang begitu saja. Ia harus diperjuangkan dengan kesolehan dan jihad.
Pada tahun 636 M, Abu Ubaidah bin Jarrah radhiyallahu ‘anhu berhasil menaklukan Yarmuk atau kawasan Yordania saat ini. Ia dan pasukan Islam pun menuju Al-Quds atau Yerussalem yang masih dikuasai militer Bizantium.
Tak ada pasukan Bizantium di kawasan itu yang berani keluar dari Al-Quds. Abu Ubaidah pun melakukan pengepungan, dari Bulan November 636 hingga April 637.
Setelah 6 bulan pengepungan, penguasa Bizatium di Al-Quds menyerah. Dan penyerahan kunci Al-Quds diserahkan langsung ke Khalifah Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu.
**
Pada 20 September 1187 M, Shalahuddin Al-Ayyubi dan pasukan Islam melakukan pengepungan Al-Quds yang dikuasai pasukan Salib di bawah pimpinan Balian.
Pengepungan tak berlangsung lama. Hanya 12 hari. Pada 2 Oktober, Balian menyerah. Sejak itu, Al-Quds kembali dikuasai umat Islam di bawah Kekhalifahan Abbasiyah.
**
Pada tanggal 6 April 1453 M, Muhammad Al-Fatih melakukan pengepungan terhadap Konstantinopel, ibu kota Bizantium.
Setelah berlangsung selama 53 hari, pada 29 Mei 1453, Konstantinopel menyerah. Saat itulah dimulainya kejayaan Kekhalifahan Utsmani, kekhalifahan terakhir umat Islam hingga dikalahkan Barat di tahun 1924.
**
Abu Ubaidah bin Jarrah, Shalahuddin Al-Ayyubi, dan Muhammad Al-Fatih merupakan panglima perang yang soleh. Ibadahnya luar biasa. Begitu pun pemahamannya tentang Islam.
Mereka begitu ditakuti musuh-musuh Islam. Tapi di saat yang sama, mereka sangat takut kepada Allah dalam arti ketakwaan yang luar biasa.
Mereka sudah mencontohkan ke generasi berikutnya. Bahwa, berdoa saja tidak cukup, meskipun dengan kesolehan yang tiada tara.
Selain doa, musuh Islam harus ditaklukkan dengan kekuatan jihad. Seperti itulah yang mereka teladani dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Jangan pernah bermimpi musuh akan menyerah hanya dengan sekadar himbauan dan seruan damai. [Mh]