ChanelMuslim.com – Cinta tak bersyarat. Bagaimana caranya, agar seorang guru bisa mengubah murid-muridnya agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan?
Pertanyaan ini menggelayuti pikiran saya sejak lama.
Baca Juga: Tiga Bahasa Cinta untuk Keluarga
Cinta Tak Bersyarat
Oleh: Hifizah Nur (Founder Hikari Parenting School)
Meskipun secara formal saya bukan seorang guru, tetapi saya menganggap diri saya guru bagi kawan-kawan dekat saya, atau minimal bagi anak-anak saya.
Kalau Anda pernah menonton film Kinpachi sensei, di situ jelas sekali digambarkan betapa sang guru memiliki perhatian yang sangat kepada setiap murid-muridnya. satu persatu.
Dari yang paling pintar sampai yang paling nakal.
Kehebatan sang guru yang bernama Kinpanchi ini adalah dia mampu menjadikan kelasnya menjadi kelas yang kompak,
satu sama lain saling bahu membahu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang melanda setiap anggota kelas.
Bahkan, anak-anak yang dicap nakal oleh guru-guru lainnya, bisa berubah menjadi anak yang baik di bawah penanganan Kinpanchi sensei ini.
Baca Juga: Mencintai Tanpa Menyakiti
Trik Menjadi Guru yang Berpengaruh
Meskipun saya tahu, film ini hanya khayalan, berbeda jauh dengan realitas kebanyakan sekolah di Jepang,
namun, dari film ini saya banyak belajar tentang trik-trik menjadi seorang guru yang bisa mengubah sikap murid-muridnya.
Hal-hal yang saya pelajari dari film ini, yang pertama adalah, tujuan utama pendidikan bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan,
tetapi mentransfer nilai-nilai moral kepada anak didik, atau menjadikan mereka manusia yang seutuhnya.
Pelajaran yang kedua yang bisa saya ambil dari film ini adalah seorang guru harus bisa memandang murid-muridnya sebagai manusia yang unik,
dan mencintai mereka dengan keunikan tersebut. Jadi, seorang guru mencintai murid bukan karena murid itu pandai, atau memiliki kelebihan tertentu.
Tetapi seorang guru harus mencintai murid-muridnya sebagai mana adanya mereka. Di fase perkembangan pemikiran dan kepribadian mana pun mereka berada.
Murni. Tak bersyarat. Itulah kunci masuknya nilai-nilai pelajaran itu ke dalam relung-relung jiwa yang terdalam dari seorang murid.
Baca Juga: Ungkapan Cinta Itu Tak Perlu Mahal
Ketahui Kepribadian Murid
Dan syarat utama untuk memiliki cinta itu, tentu saja sang guru harus tahu betul siapa sebenarnya muridnya. riwayat hidupnya. Perasaannya dan seluruh kepribadiannya.
Tentu saja, tidak ada salahnya seorang guru menaruh harapan tertentu kepada muridnya. Ada target tertentu yang harus dicapai seorang murid.
Tetapi bukan dengan cara memaksa.
Melainkan dengan menjelaskan dan meyakinkan sang murid dengan penuh cinta, bahwa apa yang dilakukan sang guru adalah semata-mata untuk kebaikan sang murid. tidak lebih dan tidak kurang.
Sebenarnya, tauladan nyata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sudah memberi contoh kepada kita berabad-abad yang lalu.
Dari siroh beliau, kita tahu betapa cintanya Rosulullah kepada para sahabat, yang sekaligus murid-murid beliau.
Betapa jarang Rasulullah memaksakan ajarannya kepada para sahabatnya, apa lagi kepada orang yang anti Islam.
Beliau mengajarkan Islam dengan lembut, kepada seluruh sahabat, sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, bahkan sesuai dengan karakter mereka.
Baca Juga: Ramadan Menjadi Waktu Terbaik Memperbarui Cinta
Kelembutan Rasulullah kepada Para Sahabat
Karena itulah, terkadang Rasulullah memberi jawaban berbeda untuk pertanyaan yang mirip dari para sahabatnya.
Misalnya untuk menjadi seorang muslim yang baik, seorang sahabat diberi nasihat untuk tidak mudah marah. Sahabat beliau yang lain diberi nasihat untuk tetap istiqomah.
Sahabat yang lain lagi hanya diberi nasihat untuk tidak berdusta. Dan semuanya bermuara kepada Islam yang sama. Kepada keimanan yang sama.
Meskipun tingkatannya berbeda-beda.
Ah…bicara tentang kelembutan ini, jadi ingat betapa beratnya mengajarkan Islam ini kepada anak-anak saya.
Ingin memaksa, tetapi saya tahu, itu bukan jalan yang terbaik.
Ingin lembut, kok kadang-kadang sulit sekali membuat anak-anak saya paham bahwa apa yang saya ajarkan ini adalah kebaikan yang besar, yang ingin saya transfer ke mereka.
Kadang saya lupa, bahwa mungkin nilai-nilai yang ingin saya ajarkan, jauh di atas tingkat perkembangan pemikiran dan kepribadian mereka.
Baca Juga: Tips Jatuh Cinta Setiap Hari Kepada Pasangan
Menjadi Guru Ideal dengan Cinta Tak Bersyarat
Mungkin juga ada unsur-unsur kelemahan manusia yang membuat saya belum sempurna menjadi guru ideal buat anak-anak saya.
Mudah-mudahan Allah menunjukkan jalan-jalan kemudahan untuk saya, agar bisa menjadi guru yang ideal itu…
Semoga Allah membimbing anak-anak saya, agar bisa belajar menjadi seorang muslim yang baik…
Berharap Allah mengaruniakan saya cinta itu, agar dengannya, saya bisa membuka relung-relung hati anak-anak saya yang terdalam..
dan mengisinya dengan keindahan Islam, seperti yang saya rasakan….
Semoga saya ingat dengan tulisan ini, di saat kurang sabar menghadapi anak-anak saya yang lincah-lincah itu.[ind]