TONGGERET hidupnya unik. Inilah kehidupan tonggeret yang tak banyak orang tahu.
Yang terkenal dari tonggeret adalah suaranya yang nyaring melengking. Tubuhnya hanya seukuran jari, bersayap, dan hinggap di pepohonan.
Suara simponi tonggeret akan menjadi sebuah kenangan indah untuk para pendaki gunung. Langka, dan sulit ditemukan di lingkungan permukiman.
Seperti apa hidup tonggeret?
Setelah menetas dari telur, tonggeret melalui masa hidup sebagai nimfa. Mereka tinggal di dalam tanah. Ada yang tinggal dua tahun, bahkan ada yang hingga 17 tahun tergantung jenisnya.
Ketika berada di dalam tanah, nimfa-nimfa ini memakan cairan dari akar-akar pohon. Karena itu, tonggeret tak bisa dipisahkan dengan pepohonan.
Setelah dewasa, tonggeret keluar dari tanah. Secara alami, mereka akan memanjat batang-batang pohon.
Beberapa waktu kemudian, tonggeret akan berubah wujud dari nimfa yang tanpa sayap menjadi serangga dengan sayap dan tubuh yang berbeda.
Untuk tonggeret jantan, tubuhnya dilengkapi ruas-ruas yang bisa menghasilkan suara. Ketika banyak tonggeret yang saling mengeluarkan suara, akan tercipta sebuah simponi nada yang khas.
Apa yang dilakukan tonggeret betina? Meski tak bisa mengeluarkan suara, jenis betina memiliki pendengaran yang tajam. Pendengaran khusus ini dimaksudkan untuk menentukan suara pejantan mana yang akan dipilih menjadi pasangannya.
Ketika saling bertemu, keduanya pun kawin. Yang jantan tak lama kemudian mati. Yang betina bertelur dalam jumlah yang banyak. Ada yang bertelur di batang pohon, banyak pula yang di tanah.
Setelah menetas, tonggeret kecil atau nimfa langsung masuk ke dalam tanah.
Seperti halnya tonggeret jantan yang mati setelah melakukan perkawinan, yang betina pun akan mati setelah bertelur. Sang ibu tak akan sempat mendengarkan suara ‘nyanyian’ anak-anaknya.
Baik tonggeret betina maupun jantan, siklus hidup dewasanya begitu singkat. Hanya beberapa pekan saja. Jauh lebih singkat di banding kehidupannya saat menjadi nimfa yang bisa mencapai belasan tahun.
**
Usia hidup efektif itu tidak selalu terukur dari jumlah. Melainkan dari seberapa besar pengaruh baik hidupnya untuk dirinya dan lingkungan.
Betapa banyak tokoh-tokoh besar yang usianya begitu singkat. Khalifah Umar bin Abdul Aziz usia hidupnya hanya 38 tahun. Namun sosok istimewanya seperti tak terlupakan sepanjang masa.
Sultan Muhammad Al-Fatih juga seperti itu. Usianya hanya 49 tahun. Tapi, sosoknya begitu fenomenal sepanjang sejarah perkembangan Islam.
Masih banyak tokoh Islam lain yang wafat di usia muda. Tapi nilai dari usianya begitu sangat besar.
Jangan pernah sia-siakan waktu tersisa dalam hidup yang singkat ini. Jadilah orang yang paling bermanfaat untuk banyak orang. Lakukan hal baik yang bisa kita lakukan. Berikan kenangan baik, bukan sebaliknya. [Mh]