PIMPINAN Daerah Persaudaraan Muslimah (PD Salimah) Kabupaten Bogor menjalankan program edukasi stunting dan pemberian makanan tambahan untuk masyarakat pada hari Jumat (30/12/22).
Acara yang berlangsung di Paud Nusantara posyandu gelatik Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja ini dihadiri sekitar 100 orang. Di antaranya Kepala Desa Cadasngampar, Ketua Pokja 2, Kader Posyandu, serta 50 orang yang terdiri dari ibu menyusui dan ibu hamil dari 16 posyandu yang berada di Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.
Edukasi stunting dan pemberian makanan tambahan merupakan salah satu program Salimah Kabupaten Bogor guna mendukung pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting di Indonesia,khususnya di wilayah kabupaten Bogor.
Ketua PD Salimah Kabupaten Bogor, Nur Laela Turrohmah, S.E dalam kesempatan tersebut menyatakan keseriusannya dalam mengatasi permasalahan stunting.
Kasus stunting (prevalensi) di Kabupaten Bogor tahun 2021 turun menjadi 9,89%, lebih rendah 2,8% dibanding tahun 2020 yaitu 12,69%. Dan Pemkab Bogor, tidak kendor melakukan berbagai upaya demi menurunkan angka stunting menuju Kabupaten Bogor Bebas Stunting (Gobest) di tahun 2023.
“Salimah bertekad mendukung Pemkab Bogor menjadikan Kabupaten Bogor bebas stunting.
“Mari bahu membahu dan bersinergi jadikan Kabupaten Bogor kita lebih sehat, lebih bersih, salah satunya dengan program edukasi dan pemberian makanan tambahan seperti yang kita lakukan pada hari ini,” ungkap Nur Laela yang juga aktif sebagai pengurus Bogor Sehat.
Manager Program Aris Suryono dari Lembaga Amil Zakat (LAZ) Nahwa Nur yang merupakan mitra kerja Salimah Kabupaten Bogor, turut hadir dan memperkenalkan LAZ Nahwa Nur kepada masyarakat.
Ia juga mengatakan bahwa program edukasi stunting merupakan kolaborasi antara LAZ Nahwa Nur bersama Salimah.
“Banyak program Salimah yang bersinergi dengan LAZ Nahwa Nur, salah satunya program stunting pada hari ini. Harapannya bisa turut mendukung program pemerintah menjadikan Kab.Bogor bebas stunting,” ungkap Aris.
Hadir sebagai salah satu narasumber, yaitu Azzaura defadheandra Putri Yuzzar ,S.Ked.
Dalam materinya, wanita yang akrab disapa Dea mengatakan, stunting merupakan sebuah kondisi di mana seorang anak mengalami gangguan pertumbuhan yang menyebabkan panjang atau tinggi badannya tidak tumbuh sesuai potensial yang dia miliki.
Oleh karena itu, anak yang stunting memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Efek jangka panjang yang ditimbulkan akibat stunting berupa gangguan pertumbuhan otak dan organ lain yang mengakibatkan terjadinya resiko diabetes, hipertensi dan juga gangguan jantung terjadi pada anak lebih besar.
“Salah satu upaya dalam mencegah stunting kita bisa memanfaatkan kearifan lokal salah satunya pemanfaatan daun kelor dimana daun kelor mengandung gizi yang sangat baik bagi tubuh,” ujar Dea.
Dea juga menjelaskan,daun kelor mengandung protein yang dua kali lebih banyak dari yogurt, kandungan potasium yang tiga kali lebih banyak dari pisang, dan kandungan vitamin A empat kali lebih banyak dari wartel sehingga sangat penting untuk dikonsumsi balita penderita stunting dalam memenuhi kebutuhan.
Sementara itu, Sekretaris Salimah Kabupaten Bogor, Nurul Fadhillah,SKM. sebagai narasumber kedua juga turut memaparkan materinya.
“Stunting dapat dicegah diantaranya dengan menerapkan Perbaikan pola asuh, Perbaikan pola makan dan pembiasan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” ujar Lillah.
Ia juga menjelaskan, dengan pencegahan stunting di atas, diharapkan mampu menurunkan angka stunting di Indonesia.
Selain itu, diharapkan juga masyarakat lebih memahami dan menerapkan sikap preventif untuk membangun generasi penerus yang bebas dari ancaman stunting.
Di akhir acara, panitia membagikan bingkisan untuk seluruh peserta, serta membagikan doorprize bagi peserta yang beruntung. [Mh/Salimah]