• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 22 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Rindu adalah Candu

Desember 31, 2022
in Khazanah, Unggulan
Merindu Rumah-Mu

(foto: IQNA)

95
SHARES
729
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

RINDU adalah candu. “Die religion ist das opium des volkes – agama adalah candu-,” tulis Karl Marx dalam karyanya yang berjudul “A Contribution to the Critique of Hegel’s Philosophy of Right” yang ditulis pada 1843.

Mengapa Marx menyebut agama adalah candu? Menurutnya, agama membuat manusia “ketagihan” sehingga berpotensi mengabaikan urusan dunia.

Tentu kita tidak sepakat dengan pendapat itu.

Kehidupan di dunia yang penuh masalah dan menggelisahkan membuat manusia membutuhkan “pegangan” supaya hati terasa tenang.

Islam memberikan jawaban sebagaimana tersebut dalam QS al-Fath: 4.

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).

“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Itu pula yang dirasakan penulis buku Journey to the Light @uttiek.herlambang dan jutaan manusia lainnya begitu menginjakkan kaki di rumah Allah.

Tak ada yang lebih diinginkan selain mendekat kepada-Nya dan menikmati jamuan-Nya yang sangat istimewa.

Wajah-wajah sembab berurai air mata. Keluh kesah yang tertumpah. Gandengan tangan sepenuh cinta. Doa-doa yang dideraskan tanpa jeda.

Mengapa manusia selalu merindukan Baitullah sekalipun telah berulang mengunjunginya? Tak lain itulah jawaban dari doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim usai membangun Ka’bah.

“Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati,

ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” [QS. Ibrahim: 37]

Baca Juga: Inilah Bus Shalawat yang Antar Jemput Jamaah Haji di Mekah

Rindu adalah Candu

View this post on Instagram

 

A post shared by Uttiek M Panji Astuti (@uttiek.herlambang)


Imam ath-Thabari menyatakan, maksud doa Nabi Ibrahim untuk anak cucunya itu adalah agar mereka diberi kecenderungan pergi ke Makkah untuk berhaji.

Demikian pula Imam al-Qurthubi mengatakan, maksud doa itu adalah rindu untuk berziarah ke Baitullah.

Kalimat “hati sebagian manusia” menjelaskan bahwa tak semua manusia diberikan kecenderungan untuk merindukan Baitullah, melainkan hanya Muslimin saja.

Ibnu Abbas berkata, apabila Nabi Ibrahim berdoa agar hati semua manusia rindu pada Tanah Suci, maka orang-orang Yahudi, Nasrani dan semua manusia pasti ingin datang ke Makkah.

Tangis sepenuh rindu pernah pula ditumpahkan Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain, salah satu cucu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

Sesampainya di Masjidil Haram, air matanya tak terbendung. Hingga khadimnya yang bernama Aflah mengingatkan kalau suara tangisnya yang keras akan menarik perhatian orang.

Apalagi orang-orang mengetahuinya sebagai cucu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

“Aku berharap air mata ini akan menghapus dosa-dosa ku dan Allah kabulkan permohonanku. Hingga kelak berjumpa di akhirat,” jawabnya.

Rindu ibarat candu. Kerinduan itu pula yang membuat saya melupakan semua urusan. Termasuk tidak posting tulisan selama sepekan. Maafkan.[ind]

Tags: rindu adalah canduuttiek herlambanguttiek m panji astuti
Previous Post

Tips Mengurangi Rasa Asin, Asam, Pedas dan Manis pada Makanan

Next Post

Sikapi Masalah Stunting, Salimah Kabupaten Bogor Gelar Edukasi dan Beri Makanan Tambahan

Next Post
Sikapi Masalah Stunting, Salimah Kabupaten Bogor Gelar Edukasi dan Beri Makanan Tambahan

Sikapi Masalah Stunting, Salimah Kabupaten Bogor Gelar Edukasi dan Beri Makanan Tambahan

Mam Fifi

Tegas itu Mudah tapi Tega itu Berat

Al-Qur’an Bisa Menjadi Pembela atau Penuntut Kita

Hukum Mengambil Mushaf dengan Tangan Kiri

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga