RINDU adalah candu. “Die religion ist das opium des volkes – agama adalah candu-,” tulis Karl Marx dalam karyanya yang berjudul “A Contribution to the Critique of Hegel’s Philosophy of Right” yang ditulis pada 1843.
Mengapa Marx menyebut agama adalah candu? Menurutnya, agama membuat manusia “ketagihan” sehingga berpotensi mengabaikan urusan dunia.
Tentu kita tidak sepakat dengan pendapat itu.
Kehidupan di dunia yang penuh masalah dan menggelisahkan membuat manusia membutuhkan “pegangan” supaya hati terasa tenang.
Islam memberikan jawaban sebagaimana tersebut dalam QS al-Fath: 4.
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).
“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Itu pula yang dirasakan penulis buku Journey to the Light @uttiek.herlambang dan jutaan manusia lainnya begitu menginjakkan kaki di rumah Allah.
Tak ada yang lebih diinginkan selain mendekat kepada-Nya dan menikmati jamuan-Nya yang sangat istimewa.
Wajah-wajah sembab berurai air mata. Keluh kesah yang tertumpah. Gandengan tangan sepenuh cinta. Doa-doa yang dideraskan tanpa jeda.
Mengapa manusia selalu merindukan Baitullah sekalipun telah berulang mengunjunginya? Tak lain itulah jawaban dari doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim usai membangun Ka’bah.
“Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati,
ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” [QS. Ibrahim: 37]
Baca Juga: Inilah Bus Shalawat yang Antar Jemput Jamaah Haji di Mekah
Rindu adalah Candu
View this post on Instagram
Imam ath-Thabari menyatakan, maksud doa Nabi Ibrahim untuk anak cucunya itu adalah agar mereka diberi kecenderungan pergi ke Makkah untuk berhaji.
Demikian pula Imam al-Qurthubi mengatakan, maksud doa itu adalah rindu untuk berziarah ke Baitullah.
Kalimat “hati sebagian manusia” menjelaskan bahwa tak semua manusia diberikan kecenderungan untuk merindukan Baitullah, melainkan hanya Muslimin saja.
Ibnu Abbas berkata, apabila Nabi Ibrahim berdoa agar hati semua manusia rindu pada Tanah Suci, maka orang-orang Yahudi, Nasrani dan semua manusia pasti ingin datang ke Makkah.
Tangis sepenuh rindu pernah pula ditumpahkan Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain, salah satu cucu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Sesampainya di Masjidil Haram, air matanya tak terbendung. Hingga khadimnya yang bernama Aflah mengingatkan kalau suara tangisnya yang keras akan menarik perhatian orang.
Apalagi orang-orang mengetahuinya sebagai cucu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
“Aku berharap air mata ini akan menghapus dosa-dosa ku dan Allah kabulkan permohonanku. Hingga kelak berjumpa di akhirat,” jawabnya.
Rindu ibarat candu. Kerinduan itu pula yang membuat saya melupakan semua urusan. Termasuk tidak posting tulisan selama sepekan. Maafkan.[ind]