ChanelMuslim.com – Ketika iman telah menyentuh lubuk hati Ummu Waraqah Binti Al-Harits yang paling dalam dan berbai’at kepada Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam, Ummu Waraqah mulai menekuni ayat-ayat Allah ‘Azza wa Jalla.
Ia selalu membacanya di sepanjang siang dan malam, sehingga menjadi seorang wanita yang pandai membaca Al-Qur’an, sekaligus memahami dan menghafalnya dengan baik sekali.
Lebih dari itu, Ummu Waraqah berusaha menghimpun ayat-ayat Al-Quran dan menulisnya pada tulang, kulit, dan lain-lain sehingga ia berhasil menghimpun ayat-ayat yang telah turun di rumahnya kala itu.
Baca Juga: Kisah Keislaman Keluarga Ammar
Ummu Waraqah Binti Al-Harits, Wanita Penghimpun Al-Qur’an
Setelah Rasulullah wafat dan Abu Bakar berencana menghimpun Al-Qur’an. Ummu Waraqah ditunjuk oleh khalifah menjadi salah seorang yang menjadi rujukan penting ketika mengangkat Zaid bin Tsabit sebagai pelaksana proyek tersebut.
Rasulullah sangat menghormati kedudukan Ummu Waraqah dan mengagumi ketakwaan, ibadah, kewara’an, dan ketekunannya dalam mempelajari Al-Qur’an.
Beliau sering berkunjunga ke rumahnya sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan atas kedudukannya itu.
Atas saran Rasulullah yang sangat memahami kebersihan dan kejernihan hati Ummu Waraqah, beliau kemudian menjadikan rumahnya sebagai masjid untuk melaksanakan shalat, hingga beliau menyuruhnya menjadi imam shalat bagi kaum wanita.
Ummu Waraqah pernah meriwayatkan sebuah hadits, bahwa ketika Nabi saw hendak pergi ke perang Badar, ia berkata: “Wahai Rasulullah, izinkahlah aku ikut perang bersamamu untuk merawat tentara yang terluka dan sakit. Mudah-mudahan Allah memberiku mati syahid dengan cara itu.”
Rasulullah berkata, “Tinggallah di rumahmu, karena sesungguhnya Allah swt, akan memberimu anugerah sebagai orang yang mati syahid.”
Sejak muncul pernyataan Rasulullah itu, Ummu Waraqah dijuluki Asy-Syahiidah (wanita yang mati syahid).
Sumber: 35 Sirah Shahabiyah, Oleh: Mahmud Al-Mishri. [Ln]