ChanelMuslim.com – Sarah konon dikenal sebagai perempuan tercantik di dunia. Konon, tidak ada yang menandingi kecantikannya, mulai dari zaman Hawa hingga zaman ia hidup.
Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata, “Allah azza wa Jalla membagi keindahan (ketampanan dan kecantikan) dalam sepuluh bagian.
Tiga bagian untuk Hawa, tiga bagian untuk Sarah, dan tiga bagian untuk Yusuf alaihis salam, dan satu bagian untuk seluruh manusia.”
Baca Juga: Belajar Mencintai dari Ibrahim as
Perempuan Tercantik dan Kaya Raya
Selain cantik, Sarah juga kaya raya. Menurut Ibnu Katsir, Sarah adalah perempuan cantik yang bertubuh indah.
Sarah mempunyai kambing yang banyak dan lahan yang luas yang lalu ia hibahkan semua kekayaannya kepada suaminya, Ibrahim alaihis salam agar beliau mengurus dan mengembangkannya.
Ada tiga pendapat mengenai asal usul Sarah.
Sarah adalah anak raja di sebuah tempat bernama Haran
Ia adalah anak dari paman Nabi Ibrahim, bernama Haran.
Lalu, ada pula yang mengatakan bahwa Sarah adalah anak dari saudara kandung Ibrahim, yang bernama Haran, sehingga ini berarti Ibrahim menikah dengan keponakannya, Haran memiliki dua anak, yaitu Luth dan Sarah. Jadi, Luth dan Sarah adalah saudara kandung.
Menurut Ibnu Katsir, yang lebih mendekati kebenaran adalah bahwa Sarah merupakan anak dari Haran, paman Nabi Ibrahim.
Haran mempunyai anak, yakni Luth dan Sarah, yang keduanya merupakan saudara sekandung.
Baca Juga: Refleksi Ketauladanan Ibrahim, Perspektif New York
Ujian Berat Sarah
Ibnu Asyakir meriwayatkan Hadits dengan sanad dari Rabi’ah al-Juraisy, ia berkata, “Keindahan (kecantikan dan ketampanan) dibagi dua,
satu bagian untuk Sarah dan Yusuf, satu bagian lagi untuk seluruh manusia.”
Namun, kecantikan Sarah ini mendapat cobaan dari Allah, ketika Palestina, yang merupakan tempat tinggal Sarah dan Ibrahim, mengalami kekeringan dan paceklik, keduanya pun memutuskan berangkat ke Mesir.
Ternyata, sang Penguasa Mesir (Fir’aun) menaruh hati pada Sarah, perempuan tercantik itu.
Seorang pejabat kerajaan melihat Sarah dan melaporkan pada Fir’aun sehingga Fir’aun sangat tergiur dan berusaha menguasai Sarah.
Andaikata saja, Fir’aun mengetahui bahwa Sarah sudah bersuami, pasti suaminya–Ibrahim–akan dibunuh.
Dalam Shahih Muslim 4371, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda,
“Sesungguhnya Nabi Ibrahim alaihis salam tidak pernah berdusta sama sekali, kecuali pada tiga kali kesempatan saja.
Dua kali dusta yang berakitan dengan Zat Allah, yaitu ucapan Nabi Ibrahim yang berbunyi, ‘Sesungguhnya aku sakit.’ (ash-Shaffat: 89).
Dan, ucapannya yang berbunyi, ‘…tetapi berhala yang paling besar inilah yang telah melakukannya.’ (al-Anbiya’: 63),
serta dusta tentang Sarah yang ceritanya sebagai berikut, pada suatu ketika, Nabi Ibrahim alaihis salam beserta istrinya yang cantik, Sarah pergi ke suatu wilayah yang dikuasai oleh raja yang kejam.
Nabi Ibrahim berkata pada istrinya, ‘Wahai istriku, ketahuilah jika raja yang kejam itu tahu bahwa kamu adalah istriku, tentu, ia akan membunuhku, dan merebutmu dariku.
Oleh karena itu, jika ia bertanya kepadamu, katakanlah padanya bahwa kamu adalah saudara perempuanku,
dan kamu memang saudara perempuanku seagama (sama-sama Islam) dan lagi pula di bumi ini, tidak aku temui seorang Muslim pun, kecuali aku dan kamu.’
Baca Juga: Pelajaran dari Tiga Kisah Nabi Ibrohim
Doa Sarah
Ketika Nabi Ibrahim dan Sarah memasuki wilayah raja yang kejam itu, seorang punggawa kerajaan melihat Sarah. Kemudian, punggawa kerajaan tersebut melaporkan hal itu kepada rajanya yang lalim.
‘Wahai Tuan Paduka Raja, sesungguhnya, saya melihat seorang perempuan datang ke wilayah kekuasaan Paduka Raja
dan sepertinya tidak ada seorang pun yang pantas memiliki perempuan tersebut, selain Paduka Raja.’
Akhirnya, raja lalim itu mengutus para punggawa kerajaan untuk menemui Sarah sekaligus membawanya ke istana sang raja,
sedangkan Nabi Ibrahim segera melaksanakan shalat dan berdoa pada Allah demi keselamatan istrinya, Sarah.
Namun, tiba-tiba (tangannya (raja) terasa terbelenggu dengan kuat. Kemudian, raja lalim itu memohon pada Sarah, seraya berkata,
‘Wahai Perempuan tercantik, berdoalah pada Tuhan agar Dia membebaskan tanganku dan aku berjanji tidak akan berbuat keji padamu.’
Sarah pun berdoa pada Allah agar membebaskan tangan raja itu. Namun, begitu terlepas, ternyata raja itu ingin menjamahnya lagi
hingga tangannya terasa terbelenggu lebih kuat lagi daripada yang sebelumnya.
Kemudian, raja lalim itu memohon pada Sarah untuk berdoa seperti permohonan yang sebelumnya.
Namun, begitu terlepas, ternyata raja itu ingin menjamahnya lagi hingga tangannya terasa terbelenggu lebih kuat lagi daripada yang pertama dan yang kedua.
Raja lalim itu kembali berkata kepada Sarah, ‘Wahai Perempuan Cantik, berdoalah pada Tuhanmu agar Dia membebaskan tanganku dari belenggu ini.
Demi Tuhan, aku berjanji tidak akan pernah lagi berbuat keji padamu.’
Kemudian, Sarah pun berdoa hingga tangan raja itu terbebas dari belenggu tersebut.
Setelah itu, raja pun memanggil punggawa kerajaan yang telah membawa Sarah, seraya berkata padanya,
‘Hai Punggawa, ketahuilah bahwa perempuan yang kamu bawa padaku itu adalah setan dan bukan manusia.
Oleh karena itu, bawalah ia keluar dari wilayah kekuasaanku dan berikanlah Hajar kepadanya sebagai pelayan.’
Baca Juga: Inspirasi Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim Alaihi Salam
Sarah Mendapat Hadiah Pelayan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kemudian Sarah pergi dari istana raja itu dengan berjalan kaki.
Ketika Nabi Ibrahim melihatnya, ia pun langsung menyambut dan mendekati, seraya berkata, ‘Bagaimana keadaanmu?’
Sarah menjawab, ‘Alhamdulillah. Aku baik-baik saja. Allah pun telah menghalangi tangan raja yang lalim itu untuk menjamahku dan ia pun memberiku seorang pelayan.'”
Abu Hurairah berkata, “Ia (Hajar) adalah ibu kalian, wahai Bani Mai’s Samaa!’ (Ensiklopedia Hadits Kitab Sembilan Imam–Software).
Itulah sepenggal kisah Sarah, sang perempuan tercantik sejagat.[ind]