ChanelMuslim.com – Pandangan Ubadah bin Shamit tentang Umar dan Mu’awiyah
Sewaktu Ubadah bermukim di Syria, walaupun badannya terkurung di sana, tapi pandangan matanya bebas lepas dan merenung jauh melewati tapal batas, yaitu ke Madinah Al-Munawwarah.
Di saat itu Madinah sebagai ibu kota Islam dan tempat kedudukan khalifah, yakni Umar bin Khattab. seorang tokoh yang tak ada duanya dan tak ada bandingannya.
Kemudian pandangannya kembali ke bawah pelupuk matanya, yakni Palestina tempat ia bermukim. Tampaklah baginya Mua’wiyah bin Abi Sufyan, seorang pecinta dunia dan haus kekuasan.
Baca Juga: Mengenal Sosok Ubadah bin Shamit
Pandangan Ubadah bin Shamit tentang Umar dan Mu’awiyah
Sedangkan ‘Ubadah sebagaimana kita maklumi termasuk rombongan perintis yang telah menjalani sebagian besar dari hari-hari terbaiknya, saat terpenting dan paling berkesan bersama Rasul mulia! Rombongan pelopor yang bergelimang dalam kancah perjuangan dan ditempa oleh pengorbanan.
Ia menganut Islam karena kemauan pribadi bukan karena menjaga keselamatan diri, pendeknya yang telah menjual harta benda dan dirinya kepada Illahi Rabbi.
‘Ubadah termasuk rombongan perintis yang telah dididik oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan tangannya sendiri, yang telah beroleh limpahan mental, cahaya dan kebesarannya.
Dan seandainya di kalangan orang-orang yang masih hidup ada yang dapat ditonjolkan untuk percontohan luhur sebagai kepala pemerintahan yang dikagumi oleh ‘Ubadah dan dipercayainya, maka orang itu tidak lain tokoh terkemuka yang sedang berkuasa di Madinah, ialah Umar bin Khattab.
Maka sekiranya ‘Ubadah melanjutkan renungannya dan membanding-bandingkan tindak-tanduk Mu’awiyah denga apa yang dilakukan oleh khalifah, jurang pemisah di antara keduanya menganga lebar, dan sebagai akibatnya akan terjadilah bentrokan dan memang telah terjadi.