SIAPA orang yang dimandikan malaikat? Sungguh besar rasa cinta para sahabat kepada Rasulullah dan sungguh keimanan mereka adalah yang sangat mengagumkan.
Mari kita simak kisah salah seorang sahabat Rasulullah yang mendapat julukan Ghasilul-Malaikat (orang yang dimandikan malaikat).
Baca Juga: Amir bin Fuhairah, Sahabat yang Jenazahnya Diangkat ke Langit oleh Malaikat
Orang yang Dimandikan Malaikat
Namanya adalah Hanzhalah bin Abu Amir yang merupakan putra seorang tabib yang disebut si Fasik. Abu Amir yang bernama asli Abd Amr bin Shaify yang dahulu termasuk pemuka Aus semasa jahiliyah.
Ketika Islam muncul di Madinah, Abu Amir terang-terangan memusuhi Rasulullah dan pindah dari Madinah untuk bergabung dengan Quraisy. Namun tidak dengan puteranya Hanzhalah.
Ketika itu Hanzhalah baru saja menikah. Sebagai pengantin tentulah pasangan ini tengah dalam kerinduan dan kehangatan yang tak ingin lepas.
Pada saat seharusnya sepasang pengantin menikmati malam bersama, menikmati hari-hari bersama dalam balutan kasih. Tetapi tidak dengan Hanzhalah.
Saat mendengar gemuruh pertempuran, ia yang masih dalam pelukan istrinya, segera beranjak untuk berjihad.
Hanzhalah segera memakai pakaian perangnya, mengambil pedang dan perisainya dan memasuki medan pertempuran.
Ia menyibak barisan pasukan kaum musyrikin hingga dapat berhadapan langsung dengan komandan pasukan musuh, Abu Sufyan bin Harb. Saat itu hampir saja ia dapat menundukkan Abu Sufyan, namun kemudian Syaddad bin Al-Aswad datang dan menikamnya hingga meninggal sebagai syahid.
Saat perang usai dan orang-orang Quraisy telah kembali, para sahabat mencari-cari orang yang terluka dan para syuhada.
Mereka mencari mayat Hanzhalah kesana kemari dan menemukannya di sebuah gundukan tanah yang masih menyisakan guyuran air disana.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam mengabarkan para sahabat bahwa malaikat sedang memandikan jasadnya. Lalu beliau bersabda, “Tanyakan pada keluarganya, ada apa dengan dirinya? ”
Lalu para sahabat bertanya kepada istrinya, dan dikabarkan tentang keadaannya sedang junub saat berangkat perang. Karena hal inilah ia mendapat julukan Ghasilul-Malaikat yaitu orang yang dimandikan malaikat.
Inilah sebuah teladan akan semangat jihad. Meski belum genap satu hari menikah, meski tengah menikmati kerinduan akan bersama kekasih, mati syahid adalah tujuannya yang lebih mulia. [w/Cms]
Referensi: Sirah Nabawiyah, Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, Pustaka Al Kautsar