MUSIBAH bisa memiliki banyak makna. Tidak tentang duka saja. Tapi juga pelajaran hikmah kehidupan yang mungkin kita lupa.
Musibah selalu terjadi di setiap saat hidup kita. Ada kematian, kecelakaan lalu lintas, penyakit berat, banjir besar, tanah longsor, dan gempa bumi.
Semua musibah selalu berujung pada satu keadaan: hilangnya sesuatu yang kita ‘miliki’. Bisa nyawa anggota keluarga, harta benda, dan lainnya.
Masalahnya, hilangnya itu berlangsung dengan tiba-tiba. Hal ini berbeda jika kematian yang terjadi pada orang tua atau mereka yang mengidap penyakit berat. Musibah kematian seperti sudah bisa diduga akan terjadi.
Namun tentang musibah seperti di atas, berlangsung begitu tiba-tiba. Tak pernah terbayang akan terjadi saat beberapa detik sebelumnya.
Mungkin saat itu kita sedang tertawa bahagia. Ada yang baru saja melepas keberangkatan anggota keluarga pergi meninggal rumah untuk sementara. Dan lainnya.
Pendek kata, semua tidak pernah terbayangkan akan terjadi. Dan tiba-tiba, apa yang sebelumnya kita miliki, ada bersama kita; kini hilang dan pergi begitu saja.
Islam mengajarkan tentang ucapan yang begitu sederhana tapi berat diucapkan. Yaitu, inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Sesungguhnya semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah.
Sederhana karena hampir semua kita menghafalnya. Tapi terasa berat saat kitalah yang mengalaminya. Kitalah yang merasakan kehilangan itu. Dan pengakuan bahwa apa yang terlepas dari kita itu bukan milik kita yang sebenarnya, itulah yang sangat berat.
Misalnya, harta yang telah susah payah dicari dan sudah bersama kita puluhan tahun. Terlebih lagi dengan keluarga yang menyatu dalam kehidupan kita.
Kini, musibah memaksa kita untuk menyadari dan mengakui bahwa semua itu bukan milik kita. Tapi, milik Allah subhanahu wata’ala.
Ia memberikan begitu banyak hal yang kadang tanpa kita minta. Dan kini, hal itu kembali ditarik lagi oleh pemilik yang sebenarnya.
Hanya keimanan yang bisa mengokohkan pijakan kita saat hal itu terjadi. Yaitu, dengan mengokohkan hatinya: tetap tegar, tetap tenang, dan tetap optimis untuk bangkit.
Allah berfirman, “Tidak ada musibah yang menimpa, kecuali dengan izin Allah. Dan siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan hidayah kepada hatinya…” (QS. At-Tagabun: 11) [Mh]