ABRAHAH dan Abdul Muthalib pernah melakukan dialog. Namun, bukannya meminta agar Abrahah tidak menyerang Ka`bah, Abdul Muthalib justru hanya meminta untanya dikembalikan.
Kita semua pasti telah mengetahui bahwa Nabi Muhammad lahir di Tahun Gajah. Peristiwa tahun gajah diabadikan dalam Quran surat Al Fil. Peristiwa besar rencana penghancuran Ka’bah yang gagal.
Bagaimanakah kisah yang sesungguhnya? Inilah cuplikan yang dikisahkan oleh Ustaz Maman Surahman Lc., M.Ag. dalam laman facebooknya.
Baca Juga: Amal Semut Bisa Senilai Gajah
Dialog Abrahah dan Abdul Muthalib yang Meminta Untanya Dikembalikan
Pada masa kakek Rasulullah menjadi pemimpin Quraisy, sebulan setengah sebelum Rasulullah lahir, telah terjadi peristiwa besar. Penyerangan Ka’bah oleh Abrahah.
Abrahah adalah wakil raja habasyah yang ditugaskan di Yaman waktu itu.
Ia melihat bagaimana orang-orang Arab berhaji setiap tahun mengunjungi Ka’bah di Makkah al mukarramah.
Maka dibuatlah Gereja sangat besar di Yaman yang bernama Al Qulayyis. Gereja inilah sebagai tandingan Ka’bah.
Abrahah ingin agar orang-orang tidak lagi datang ke Makkah tiap tahunnya. Tapi ke Yaman untuk berthawaf dan beribadah di Qulayyis.
Mendengar bahwa Qulayyis sudah dibangun dengan tujuan untuk menandingi Ka`bah, maka tergeraklah salah seorang dari Bani Kinanah di Makkah untuk merusak agenda besar Abrahah tersebut.
Orang Kinanah itu datang ke Yaman kemudian melumuri Qulayyis dengan najis.
Abrahah marah besar, dengan membawa 6000 pasukan dia bergerak ke Makkah untuk mengahancurkan Ka’bah.
Pasukan itu dilengkapi dengan beberapa ekor gajah di bagian depannya. Sungguh pemandangan yang sangat menggentarkan, pasukan Habasyah dengan jumlah besar itu.
Pasukan besar itu ketika tiba di daerah Mughamis mereka mengambil 200 ekor unta yang itu ternyata milik Abdul Muthalib.
Abdul Muthalib pun menemui Abrahah. Ketika Abdul Muthalib datang maka Abrahah pun memuliakan dan menghormatinya layaknya dua pemimpin besar yang bertemu dalam perihal negosiasi.
Perbincangan itu pun dimulai. Abrahah berkata, “Apa keperluanmu menemui aku?”
Abdul Muthalib berkata, “Aku datang ke sini guna meminta kepadamu agar engkau mengembalikan 200 ekor unta yang engkau ambil!”
Abrahah tertegun, hampir tidak percaya akan kata-kata Abdul Muthalib. Pembesar Quraisy itu hanya meminta unta-untanya.
Dia tidak meminta agar Abrahah membatalkan rencananya untuk menghancurkan Ka`bah.
Aneh benar, Abrahah berkata, ” Sungguh aku telah menghormatimu dan betapa segan aku melihatmu datang, tapi engkau hanya memita unta-unta itu.
Engkau tidak meminta agar aku menghentikan misiku menyerang Ka`bah”
Abdul Muthalib berkata, “Memang hanya unta-unta itu yang aku minta engkau berikan kepadaku karena unta-unta itu AKULAH PEMILIKNYA. Sedangkan KA’BAH itu RABB YANG MEMILIKI dan MENJAGANYA, bukan aku.”
Abdul Muthalib pulang membawa unta-untanya. Ia memerintahkan kepada penduduk Makkah untuk menyingkir ke gunung-gunung dan pinggiran Makkah karena akan ada sesuatu besar terjadi.
Allah akan melakukan sesuatu kepada pasukan gajah Abrahah.
Pasukan Abrahah ketika melintasi Wadi Muhasir , kemudian dihancurkan oleh pasukan burung yang banyak berbondong-bondong.
Burung-burung membawa tiga biji batu yang dilemparkan satu dari paruh dan di dua di kaki. Sekali lempar hancur leburlah pasukan Abrahah itu. Tidak ada yg tersisa sedikitpun.
Lihatlah surat Al-Fiil ayat1-5. Lihatlah rumah Allah itu selalu dijaga pada setiap saat, pada setiap masa dan di setiap penjuru bumi manapun.
Maka hendaklah kita selalu dekat dan berada di rumah rumah Allah di muka bumi ini, agar kita turut dalam penjagaanNya. [Cms]
Ustaz Maman Surahman, Lc. M.Ag
Sumber : FB : Maman Surahman