ALLAH memberitahukan bahwa Dia berbicara kepada para malaikat-Nya dengan mengatakan, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi,” sebagai pengumuman mengenai kehendak-Nya untuk menciptakan Adam dan keluarganya serta keturunan mereka yang akan berbeda-beda derajatnya.
Hal ini dijelaskan pada firman-Nya, “Dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain.” (Al-An’am: 165), dan juga firman-Nya, “Dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi?” (An-Naml: 62).
Penciptaan Adam beserta keturunannya diberitahukan kepada para malaikat karena keistimewaan yang akan dimiliki manusia, seperti pemberitahuan suatu hal yang besar yang akan dilakukan.
Baca juga: Doa Nabi Adam Memohon Ampun kepada Allah
Penciptaan Nabi Adam dan Hikmah yang Dikandungnya
Lalu para malaikat pun bertanya kepada Allah, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana.” Pertanyaan ini diajukan untuk mencari tahu dan meminta penjelasan agar dapat dijadikan hikmah oleh mereka, bukan seperti disangkakan oleh beberapa orang bahwa itu sebagai bentuk protes atau dengki terhadap manusia ataupun merendahkan mereka.
Imam Qatadah mengatakan, “Para malaikat itu tahu bahwa hal itu akan terjadi, karena mereka telah melihat apa yang dilakukan oleh al-hin dan al-bin di dunia sebelum penciptaan Adam.”
Abdullah bin Amru mengatakan, “Al-hin dan al-bin itu telah hidup di dunia dua ribu tahun sebelum diciptakannya Nabi Adam, dan mereka saling membunuh satu sama lain, maka Allah mengutus sejumlah bala tentara dari golongan malaikat ke bumi untuk mengusir mereka ke pulau terpencil.
Ibnu Abbas juga meriwayatkan hal serupa dengan riwayat Ibnu Amru.
Al-Hasan mengatakan, “Para malaikat mengetahuinya karena telah diilhamkan kepada mereka sebelumnya.”
Baca juga: Ujian dan Pembelajaran Kisah Nabi Adam di dalam Al-Qur’an (1)
Lalu ada juga yang mengatakan, “Mereka telah membaca perjalanan hidup manusia di Lauhul Mahfuz.” Ada juga yang mengatakan, “Mereka membaca kisah Harut dan Marut yang ditindas oleh seorang raja yang bernama As-Sajal. Penafsiran terakhir ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Ja’far Al-Baqir.
Lalu ada juga yang mengatakan, “Mereka berkata demikian karena mereka tahu bahwa bumi hanya diisi oleh makhluk yang biasanya memiliki sifat-sifat seperti itu.”
Kemudian para malaikat itu melanjutkan, “Sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu.” Yakni, kami selalu menyembah-Mu dan tidak satu pun dari kami yang pernah menentang perintah-Mu. Apabila maksud dari penciptaan mereka adalah untuk menyembah-Mu, maka inilah kami yang tidak pernah luput dari ibadah siang ataupun malam.
Lalu Allah berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Yakni, Allah lebih mengetahui maslahat yang akan muncul setelah Dia menciptakan manusia, dan kalian (malaikat) tidak mengetahui hal itu. Yakni, di antara mereka akan terdapat nabi-nabi, rasul-rasul, ash-shiddiqin, dan para syuhada.
Sumber: Kisah Para Nabi – Imam Ibnu Katsir
[Vn]