ChanelMuslim.com – Kisah Khadijah Radhiyallahu ‘Anha, istri pertama yang sangat dicintainya. Dialah yang mempercayai Rasulullah di saat manusia mendustakannya. Dialah yang menyerahkan kekayaan dan hidupnya untuk membantu dakwah suaminya.
Baca Juga: Kisah Awal Perkenalan Muhammad dan Khadijah (1)
Kisah Khadijah Radhiyallahu ‘Anha
Melaluinya, Rasulullah memiliki enam anak, lalu dari Mariyah Al Qibtiyah satu anak.
Dialah wanita calon penghuni surga:
وَلَقَدْ أَمَرَهُ رَبُّهُ أَنْ يُبَشِّرَهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ
“Sungguh, Rabbnya telah memerintahkan kepada beliau (Rasulullah) agar memberi kabar gembira kepadanya dengan istana dari permata di surga.” (HR. Bukhari no. 6004)
Cintanya kepada Khadijah Radhiyallahu ‘Anha membuat Aisyah Radhiallahu’ Anha cemburu berat, karena nama Khadijah sering disebut oleh Rasulullah.
Kata Aisyah Radhiallahu ‘Anha:
مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ وَلَقَدْ هَلَكَتْ قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِي بِثَلَاثِ سِنِينَ لِمَا كُنْتُ أَسْمَعُهُ يَذْكُرُهَا
“Aku tidak pernah merasa cemburu kepada siapapun melebihi kecemburuanku kepada Khadijah sungguh dia telah wafat tiga tahun sebelum beliau menikahiku. Menurut apa yang aku dengar, beliau suka menyebut-nyebutnya.”
(HR. Bukhari no. 6004)
Cintanya kepada Khadijah bahkan berdampak kepada saudara-saudara Khadijah Radhiyallahu ‘Anha; betapa hormatnya Rasulullah kepada saudara-saudara dan sahabat-sahabat Khadijah.
Aisyah Radhiallahu’ Anha bercerita:
وَإِنْ كَانَ لَيَذْبَحُ الشَّاةَ فَيُهْدِي فِي خَلَائِلِهَا مِنْهَا مَا يَسَعُهُنَّ
“Apabila beliau menyembelih kambing, beliau selalu menghadiahkan bagian kambing itu untuk teman-temannya Khadijah dengan apa yang dapat mencukupi mereka.”
(HR. Bukhari no. 3816)
Aisyah Radhiallahu ‘Anha cemburu berat, di saat Haalah binti Khuwailid (saudari kandung Khadijah, ipar Rasulullah) datang ke rumah. Rasulullah begitu senang menyambutnya bahkan sempat sedikit melamun karena kedatangan Haalah membuatnya teringat dengan Khadijah Radhiyallahu ‘Anha.
Aisyah Radhiallahu’ Anha berkata:
اسْتَأْذَنَتْ هَالَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ أُخْتُ خَدِيجَةَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَرَفَ اسْتِئْذَانَ خَدِيجَةَ فَارْتَاعَ لِذَلِكَ فَقَالَ اللَّهُمَّ هَالَةَ قَالَتْ فَغِرْتُ فَقُلْتُ مَا تَذْكُرُ مِنْ عَجُوزٍ مِنْ عَجَائِزِ قُرَيْشٍ حَمْرَاءِ الشِّدْقَيْنِ هَلَكَتْ فِي الدَّهْرِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهَا
“Haalah binti Khuwalid, saudara perempuan Khadijah meminta izin Rasulullah, lalu beliau teringat cara Khadijah meminta izin. Beliau tertegun sejenak namun segera berujar: “Ya Allah, ini Haalah”. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata; “Aku menjadi cemburu karenanya lalu aku katakan; “Kamu mengingat terus wanita tua dari Quraisy itu dan yang kedua rahangnya telah merah itu (sindiran untuk orang yang sudah tua). Dia telah lama mati. Padahal Allah telah memberi ganti untukmu dengan yang lebih baik darinya?”
(HR. Bukhari no. 3820)
Rasulullah pun menjawab:
مَا أَبْدَلَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرًا مِنْهَا قَدْ آمَنَتْ بِي إِذْ كَفَرَ بِي النَّاسُ وَصَدَّقَتْنِي إِذْ كَذَّبَنِي النَّاسُ وَوَاسَتْنِي بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِي النَّاسُ وَرَزَقَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا إِذْ حَرَمَنِي أَوْلَادَ النِّسَاءِ
“Allah azza wa jalla tidak pernah mengganti untukku yang lebih baik darinya, dia adalah wanita yang beriman kepadaku di saat manusia kafir kepadaku, dan ia membenarkanku di saat manusia mendustakan diriku, dan ia juga menopangku dengan hartanya di saat manusia menutup diri mereka dariku, dan Allah azza wa jalla telah mengaruniakan anak kepadaku dengannya ketika Allah tidak mengaruniakan anak kepadaku dengan istri-istri yang lain.”
(HR. Ahmad no. 23719)
Al Hafizh Ibnu Hajar mengutip dari Al Qadhi ‘Iyyadh:
Ath Thabari dan lainnya dari kalangan ulama mengatakan bahwa cemburu adalah hal yang begitu mudah tersulut bagi kaum wanita, mereka tidak ada sanksi atas hal itu di saat sedang cemburu, oleh karena itu Rasulullah pun tidak melarang Aisyah atas hal itu. ‘Iyadh memberikan komentar, bahwa peristiwa tersebut terjadi saat Aisyah masih kanak-kanak, awal-awal remaja, barangkali saat itu Aisyah Radhiallahu’ Anha belum baligh.
(Fathul Bari, 7/174)
Inilah kisah nyata anak manusia, ini pun cinta sejati sesama anak manusia; Rasulullah bersama Ummul Mu’minin, Khadijah Radhiallahu ‘Anha.
Inilah Rasulullah saw, posisi kehidupannya sebagai apa pun penuh keindahan, bagai berlian yang selalu indah dilihat di semua sisi.
Baik dirinya sebagai Rasul, pemimpin negara, tokoh masyarakat, sebagai ayah, suami, guru, kawan, tetangga, semuanya diisi dengan kisah penuh pelajaran.
Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa’ aalahi wa shahbihi wa sallam.[ind/Cms]