Tentang Abu Ubaydah Rasulullah berkata, “Setiap umat memiliki orang terpercaya (amin), dan orang terpercaya (amin) umat ini adalah Abu Ubaydah Jarrah.” (HR. Al-Bukhari)
Rasulullah pernah mengutusnya untuk mengajari penduduk Najran, Yaman. Beliau mengatakan kepada para sahabat, “Aku akan mengutus bersama kalian seorang laki-laki yang benar-benar terpercaya.” Para sahabat menyuruh Abu Ubaydah bin Jarrah untuk berdiri. Tatkala Abu Ubaydah berdiri, Rasulullah mengatakan, “Ini adalah orang terpercaya (amin) umat ini.” (HR. Al-Bukhari)
Baca Juga: Mengenal Abu Ubaydah Bin Al-Jarrah
Abu Ubaydah Bin Jarrah, Orang Terpercaya Umat Ini
Tatkala kaum muslimin berkumpul di Saqifah untuk memilih khalifah, Abu Bakar Ash-Shiddiq mengatakan, “Aku menyetujui ia satu di antara dua orang ini menjadi khalifah kalian, Umar bin Al-Khathatab dan Abu Ubaydah bin Al-Jarrah.” Umar langsung membai’at kepada Abu Ubaydah, tapi ia menolak. Ia mengusulkan Abu Bakar yang menjadi Khalifah.
Ia mengikuti perang menumpas orang-orang murtad (harb ar-riddah) dan ia adalah salah satu panglima perang yang diutus Abu Bakar untuk membebaskan beberapa wilayah.
Umar pernah khawatir atas kemenangan-kemenangan yang diraih Khalid ibn Walid menjadi fitnah bagi dirinya. Umar lalu mengutus Abu Ubaydah untuk mengganti posisi Khalid sebagai panglima perang. Abu Ubaydah datang terlambat.
Setelah Khalid mengetahui berita pencopotannya sebagai panglima perang, ia berkata, “Sebenarnya aku tidak suka menaklukkan perangmu. Bukanlah kekuasan duniawi yang kita kehendaki dan kita beramal bukan untuk tujuan duniawi. Kita semua adalah bersaudara.” Kemudian Khalid menyampaikan kepada para prajurit, “Sekarang yang menjadi panglima kalian adalah orang terpercaya (amin) umat ini (maksudnya Abu Ubaydah Al-Jarrah).”
Ketika menjabat sebagai panglima perang, Abu Ubaydah berhasil membebaskan Kota Damaskus, Himsh, Anatokia, Ladziqiyah, dan Haib. Pada akhirnya seluruh wilayah Syam dapat dibebaskan.
Tentang Abu Ubaydah, Umar bin Al-Khathtab pernah mengatakan, “Seandainya aku boleh berangan-angan, maka aku tidak mengangankan kecuali sebuah rumah yang dihuni oleh orang-orang seperti Abu Ubaydah Al-Jarrah.”
Ia tidak memiliki keturunan, karena semua anaknya meninggal (tidak memiliki keturunan) sesudah ia meninggal.
Umar pernah menemui Abu Ubaydah dan melihat himpitan hidup yang sedang dihadapinya. Umar lalu berkata, “Ghirah kami semua adalah dunia selain Anda, wahai Abu Ubaydah Al-Jarrah.”
Ia meriwayatkan 14 hadits dari Nabi. Diantaranya, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Satu kebaikan akan diganjar dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. Ad-Darimi)
Tatkala wabah penyakit berjangkit di Amwas, Jordania, Umar menyarankan Abu Ubaydah untuk pulang ke Madinah. Tapi ia menolak dan berkata, “Dia ingin tetap hidup sebagai orang yang tidak akan kekal. Aku adalah salah satu diantara prajurit muslim. Maka aku tidak akan lari dari barisan mereka sampai Allah menentukan yang terbaik untukku.”
Ia meninggal tahun 18 H akibat wabah penyakit yang terjangkit di kota ‘Amwas, Jordania. Jasadnya dimakamkan di Ghorbaristan.
Sumber : Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Pustaka Al-Kautsar. [Ln]