PENJAJAHAN setelah kemerdekaan dapat saja terjadi.
Pada sebelumnya telah dijelaskan hal pertama yang masih menjadi tugas besar, yaitu merdeka dari kebodohan.
Kedua, kita belum merdeka dari kemiskinan.
Allah menegaskan dalam firman-Nya agar kita jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah.
Lemah dalam banyak aspek. Lemah dalam ekonomi, ilmu pengetahuan, fisik, mental, dan sebagainya.
Kebodohan yang berkolaborasi dengan kemiskinan mampu merusak keimanan. Allah berfirman :
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisaa’ : 09).
Karenanya, jangan sampai belenggu kemiskinan kita biarkan begitu saja.
Orang-orang yang kaya, bebaskanlah saudara-saudara kalian yang miskin dengan harta yang kalian miliki.
Kita tingkatkan taraf perekonomian umat dan bangsa sehingga menjadi generasi yang kuat dalam berbagai bidang kehidupan.
Waspadai Empat Penjajahan Setelah Kemerdekaan (2)
Jangan kita biarkan kemiskinan terus terjadi secara turun temurun, menjadi penjajahan yang membelenggu.
Hal ketiga yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah kita belum merdeka dari ketidakadilan hukum.
Sudah tujuh puluh tujuh tahun bangsa ini diberi rahmat oleh Allah berupa kemerdekaan.
Namun, kita masih sering korban penjajahan dengan model penegakan hukum yang berat sebelah, timpang, dan jauh dari rasa keadilan.
Coba lihatlah, bagaimana hukum ditegakkan seperti pisau, yang tajam ke bawah tapi tumpul ke atas.
Penghinaan kepada kepala negara bisa langsung ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara, sementara yang melakukan penistaan agama, menghina Al-Quran, atau menyebarkan berita hoax, ada yang tidak diproses meski sudah dilaporkan berkali-kali. Padahal kepala negara saja disumpah dan dilantik dengan Al-Quran.
Contoh lainnya si pencuri ayam atau kayu yang tidak seberapa, terkadang dihukum sangat tegas dan berat daripada koruptor maling uang rakyat.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang merupakan teladan bagi kita semua telah memberikan sikap adil dalam hukum tanpa pandang bulu,
وإني، والذي نفسي بيدِه، لو أنَّ فاطمةَ بنتَ محمدٍ سرقت لقطعتُ يدَها
“Adapun aku, demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika Fatimah putri Muhammad mencuri maka akan aku potong tangannya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Baca juga: Waspadai Empat Penjajahan Setelah Kemerdekaan (1)
Keempat, kita masih belum merdeka dari kesenjangan dalam kesejahteraan.
Jarak antara orang kaya dan orang miskin masih menganga.
Orang kaya menjadi semakin kaya, orang miskin semakin miskin.
Ini adalah hal yang menunjukkan kita belum merdeka.
Karenanya, menjadi tanggung jawab besar di pundak setiap pemimpin yang diamanahi oleh rakyat, untuk menciptakan pemerataan dalam kesejahteraan, sehingga ketimpangan yang tengah terjadi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
Semoga menginjak usia ketujuh puluh tujuh tahun kemerdekaan Indonesia, bangsa ini bisa meraih kebebasan dan kemerdekaan yang sesungguhnya.
Bagi umat Islam, kemerdekaan yang hakiki adalah sebuah perjuangan tiada henti.
Jangan sampai kita menyerah tanpa perlawanan akibat tergiur godaan dunia dan lalai dalam menjalankan kewajiban kita sebagai seorang hamba.
Mari kita memerdekakan diri kita dari penjajahan, kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan, dan ketimpangan dalam kesejahteraan.[Sdz]
Sumber: IKADI Depok