DI tengah banyaknya perbincangan mengenai kesehatan mental anak muda, sejenak mari kita belajar dari mental anak Palestina.
“Jadi, mental orang Gaza itu terbuat dari apa sih?” ditulis oleh Gen Saladin.
Sejak awal, jika kamu ingin tahu kenapa zionazi mengerahkan banyak personilnya untuk menyerang Gaza dan membombardir penduduk, adalah demi satu hal ini.
Agar penduduk Gaza putus asa, menyalahkan para pejuang dan memilih untuk mengungsi dari Gaza ke Sinai.
Yang musuh inginkan adalah itu. Gaza yang kosong, adalah Gaza yang mereka idamkan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Salah satu menteri mereka pun dengan sok-sokan berkata, “Nanti setelah Gaza sudah jadi milik kita, kita akan buat pemukiman indah yang menghadap ke laut!”
Dengan kosongnya Gaza dan putus adanya penduduk pula, zionazi punya kartu AS untuk melemahkan semangat pejuang.
Mereka akan menarasikan bahwa usaha para pejuang sia-sia karena pada akhirnya penduduk Gaza telah menyerah.
Pejuang tidak didukung. Semangat mereka akan hilang.
Namun, kini muncul satu pertanyaan, apakah keinginan zionazi sudah ada yang tercapai?
Belajar dari Mental Anak Palestina
Aku tidak akan menjawabnya dengan banyak paragraf.
Silahkan saja kamu tonton video pendek para penduduk Gaza yang ada di luar Gaza.
Ketika gencatan senjata dimulai dan gerbang Rafah dibuka, bukannya rakyat Gaza pada keluar berhamburan, justru malah banyak orang Gaza yang menanti untuk pulang ke rumahnya!
Mereka pulang dengan senyuman nan gagah dan tangan yang terkepal.
Seakan menunjukkan pada musuh, “kami tidak akan pergi dari sini. Kami bersama pejuang!”
View this post on Instagram
Masjid-masjid yang hancur pun seperti tidak mengendurkan spirit para muslimin.
Shalat Jum’at di hari gencatan senjata diisi dengan shaf-shaf yang rapi.
Mereka seakan menunjukkan pada musuh bahwa daya upaya yang telah musuh lakukan berpuluh hari menyerang Gaza ternyata tidak berdampak apapun.
Baca juga: Inilah Mental Pejuang Gaza yang Terinspirasi Dari Surat Al Isra Ayat 5
Bahkan dalam dokumentasi Aljazeera, anak-anak remaja mengisi waktu gencatan senjata dengan berenang di laut dan memancing.
Mentalnya keren banget!
Apa yang kamu lihat di Gaza sekarang adalah harapan.
Mereka kehilangan banyak darah, tapi ternyata di saat yang sama, mereka menjadi darah baru yang disuntikkan ke dalam tubuh umat Islam sedunia yang sedang pucat membiru.
Rakyatnya, pejuangnya, ibu-ibunya, jurnalisnya, sampai koki pembuat rotinya, mengajarkan padaku dan kamu tentang mentalitas pahlawan.
Bangunan hancur, air mata memang mengalir, tapi kehidupan mesti dilanjutkan, karena mereka telah terlanjur jadi inspirasi bagi dunia!.[Sdz]