MENJEBAK tak pernah memaksa. Justru yang dijebaklah yang ‘bergairah’ untuk mengejar jebakannya.
Dua ekor ikan gabus sedang membicarakan sesuatu. Yang lebih besar memberi arahan, sementara yang kecil mendengarkan.
Kakak adik itu sedang membicarakan jebakan yang sangat berbahaya. Kalau mudah tergoda, mereka akan menjadi mangsa manusia.
“Jebakan umpan yang kakak pernah dengar seperti apa?” tanya sang adik gabus.
“Aku diceritakan sama ayah, umpan yang sering muncul di dekat mata air sana berbentuk ikan-ikan kecil yang cantik,” ungkap sang kakak membayangkan apa yang pernah ia dengar sang ayah.
“Cantik seperti apa, Kak?” tanya sang adik lagi.
“Warna-warni: merah, kuning, jingga, dan putih. Umpan ikan-ikan kecil itu begitu menggoda untuk dimakan,” cerita sang kakak.
“Apa yang akan terjadi jika kita makan ikan cantik itu?” tanya sang adik.
“Hhhh…,” ucap sang kakak gabus. “Hidup kita tamat dimangsa si manusia,” tambahnya.
Keduanya terus berenang menuju mata air yang jernih. Air di sana begitu hangat, segar, dan banyak makanan. Selain itu, di tempat itu pula banyak jebakan.
Setibanya di kawasan mata air, mereka menikmati hewan-hewan kecil yang begitu nikmat untuk dilahap. Tiba-tiba…
Berbagai ikan kecil warna-warni menari-nari melewati mereka. Ada yang merah, kuning, jingga, dan putih. Wow, sayang kalau tak dilahap. Keduanya pun mengejar ikan-ikan kecil itu.
Ketika masing-masing keduanya berhasil melahap, bukan lezat yang mereka rasakan. Tapi, tusukan kail besi tajam yang menjadikan mereka tak berdaya.
Baru saja mereka membicarakannya, tapi baru saja pula mereka tak berdaya menolak untuk masuk jebakannya.
**
Apa yang berbahaya dalam pengetahuan kita, kadang tidak tampak berbahaya dalam dunia nyatanya.
Kita mengetahui bahwa di balik yang menggiurkan ada bahaya yang mengancam. Tapi tetap saja, godaan bisa mengalahkan pengetahuan.
“Fa’tabiruu yaa ulil abshaar.” (QS. Al-Hasyr: 2) Maka ambillah (kejadian itu) sebagai pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai wawasan. [Mh]