URGENSI menegakkan kebenaran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfiman dalam surat Ali-Imran ayat 104.
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ١٠٤
Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Ayat tersebut secara lugas dan jelas memerintahkan kewajiban amar makruf nahi mungkar.
Makruf adalah segala sesuatu yang dianggap baik oleh syarak, sedangkan mungkar adalah sebaliknya.
Mayoritas ulama ketika menafsirkan ayat tersebut berpendapat bahwa perintah amar makruf nahi mungkar adalah fardhu kifayah.
Artinya sebuah kewajiban yang gugur jika sudah ada sekelompok orang yang telah menjalankannya dengan benar.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Namun walaupun begitu, setiap individu umat adalah seorang dai (agent of change) yang berkewajiban melaksanakan fungsinya sesuai kemampuan yang dia miliki.
Ini sebagaimana yang tercantum dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah iman. (HR. Muslim).
Baca juga: Hijrah dan Perubahan
Urgensi Menegakkan Kebenaran
Tujuan diperintahkannya amar makruf nahi mungkar adalah untuk menciptakan kemaslahatan dan kebaikan bagi seluruh umat.
Melaksanakan amar makruf nahi mungkar adalah bukti eksistensi umat.
Bahkan menjadi syarat untuk menjadi “sebaik-baik umat” sebagaimana dalam surat Ali-Imran ayat 110.
Dengan berjalannya amar makruf nahi mungkar, kontrol masyarakat baik terhadap pemerintah, individu, maupun kelompok, akn berjalan baik.
Sehingga masyarakat terpelihara dari berbagai kezaliman dan unsur-unsur yang bisa merusaknya.
Pantaslah jika Allah pada akhir ayat tersebut menegaskan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang berhasil atau beruntung.
Berhasil karena mampu menjaga kehormatan atau kewibawaan umat, maka pahalanya adalah surga.
Apabila kewajiban amar makruf nahi mungkar sudah mulai dihalang-halangi atau ditakut-takuti, apalagi ditinggalkan, maka berbagai kerusakan dan kemungkaran akan merajalela.
Sehingga dengan mudah akan mengundang azab Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]