• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 13 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Tiga Alasan Kenapa Tayangan Horor begitu Laku

Agustus 22, 2022
in Khazanah
Rasul dari Kalangan Jin

Ilustrasi, foto: lambchow.com

83
SHARES
641
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

HOROR ternyata menarik untuk dipasarkan. Apa pun yang berbau horor, seperti tayangan tentang hantu menjadi laris manis. Kenapa?

Para pebisnis dunia hiburan seperti tayangan televisi, youtuber, film, dan lainnya; menyadari betul kalau dunia horor atau dunia hantu selalu laku.

Padahal, secara sederhana, jenis hiburan ini sebenarnya menakut-nakuti. Tapi, kenapa justru yang menakutkan seperti ini sangat laris manis di masyarakat.

Setidaknya, ada tiga alasan. Yaitu:

Satu, Pola Asuh yang Salah.

Umumnya masyarakat kita mendidik anak dengan pola ‘menakut-nakuti’. Cara ini dianggap sangat efektif agar anak menjadi penurut.

Contoh, “Jangan keluar malam-malam, nanti ada kuntilanak!” Doktrin ini memang efektif membuat anak-anak tidak berani keluar malam. Tapi, secara perlahan membunuh daya kritis mereka.

Contoh lain, “Awas jangan jajan permen, nanti ibu tidak kasih jajan lagi!” Ancaman ini juga bernuansa menakut-nakuti.

Ada lagi adat yang menyatakan bahwa kalau mau pergi jauh jangan pada hari ini dan itu. Atau, kalau anak perempuan urutan tengah jangan dinikahkan dengan pria anak sulung. Dan sejenisnya.

Masih banyak lagi contoh pola asuh yang bernuansa menakut-nakuti. Padahal, secara argumentasi, dasarnya begitu lemah. Atau tidak ada dasar sama sekali.

Setan memang ada. Jin juga banyak. Dan musibah bisa terjadi kapan saja. Tapi, tidak menjadi patokan seseorang harus berbuat apa dan bagaimana.

Dua, Lemahnya Pendidikan Agama.

Takut itu sebenarnya bagian dari pemahaman tentang akidah. Bahwa, tidak ada yang perlu ditakuti kecuali Allah. Itulah di antara makna dari tauhid.

Dalam tafsir tentang Surah Al-Jin, juga disebutkan bahwa dulunya bangsa jin sangat takut dengan manusia. Kalau ada manusia datang ke sebuah lembah kosong misalnya, kaum jin berlarian ke tempat ‘aman’.

Namun ketika ada pembesar kalangan manusia meminta perlindungan dari pembesar jin, maka sejak itulah bangsa jin berbalik menjadi yang ditakuti oleh manusia.

Al-Qur’an menyampaikan bahwa setan itu musuh manusia, dan harus diperlakukan sebagai musuh. Yaitu, dijauhi dan tidak diikuti bisikannya.

Tapi karena kita kurang memahami ajaran Islam, yang terjadi menjadi sebaliknya. Setan dijadikan pelindung dari bahaya, dan dari setan lain. Seperti dalam jimat, ‘isim-isim’, benda keramat, dan lainnya.

Tiga, Lemahnya Pendidikan Nalar.

Sebenarnya, takut dengan hantu mencederai nalar kita. Yaitu, orang yang sudah mati menunjukkan bahwa ia tidak berdaya lagi. Ruhnya dicabut, dan fisiknya akan rusak dan membusuk. Karena itulah jasanya harus dikubur dalam tanah.

Lha, bagaimana mungkin orang yang sudah mati, dengan fisik yang sudah tidak berdaya seperti harus dimandikan, dikafani, digotong menuju kuburan; kok bisa ditakuti.

Begitu pun takut dengan kuburan. Apa yang ditakuti dari kuburan, bukankah yang ada di sana hanya tulang belulang.

Ada lagi tentang kesaktian dengan batu cincin, benda keramat, dan lainnya. Semuanya hanya akan mencederai nalar kita.

Itulah kenapa hantu tidak begitu populer di dunia Barat sana. Karena mereka lebih mengutamakan nalar daripada sugesti. [Mh]

 

 

Tags: Tiga Alasan Kenapa Tayangan Horor begitu Laku
Previous Post

Memaafkan Orang Lain

Next Post

Bacaan Ayat Kursi beserta Artinya

Next Post
Bacaan ayat kursi beserta artinya

Bacaan Ayat Kursi beserta Artinya

Kelompok mukmin yang dapat naungan Allah

Kelompok Mukmin yang Dapat Naungan Allah di Hari Kiamat

Apakah Niat Shalat Harus Diucapkan?

Sahkah Saf Wanita Sejajar dengan Laki-Laki?

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga