SIAPA yang ingin meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat maka harus berpeluh terlebih dahulu karena tiada kesuksesan tanpa keletihan.
Ada suatu ungkapan mengatakan
وَمَا اللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَّعَبِ
“Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan.”
Baca Juga: Kerjasama Suami Istri untuk Keharmonisan dan Kesuksesan Keluarga
Tiada Kesuksesan Tanpa Keletihan
Ustadz Faisal Kunhi M.A memberikan beberapa poin nasihat terkait hal ini:
1. Siapa yang tidak ingin letih untuk menuntut ilmu di masa mudanya, maka ia akan merasakan pahitnya kebodohan di hari tuanya.
2. Siapa yang hidupnya hanya diisi dengan bersenang-senang di dunia, maka ia akan merasakan keletihan yang tidak berkesudahan di akhirat kelak.
3. Surga itu perbendaharaan Allah yang sangat mahal, maka seorang hamba tidak akan bisa memperolehnya dengan sikap santai.
4. Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.” (HR. Muslim)
5.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
“Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqoroh: 214).
Sayyid Qutub berkata tentang ayat diatas dalam tafsir Fi Zhilalil Quran,
“Dengan hal ini orang-orang beriman masuk surga, mereka berhak mendapatkannya dan layak menikmatinya sesudah melakukan jihad dan menghadapi cobaan berat, sesudah menunjukkan kesabaran dan ketabahan, sesudah membuktikan keikhlasan kepada Allah semata, merasakan keberadaan-Nya semata dan melupakan segala sesuatu atau siapapun selain-Nya”. [Ln]