SETIAP manusia, tanpa memandang jenis kelamin, pasti menghadapi ujian dalam hidupnya. Namun, bentuk dan arah godaan yang datang kerap berbeda antara lelaki dan perempuan.
Dalam berbagai budaya dan perspektif agama, perbedaan ini sering menjadi bahan diskusi menarik.
Apakah godaan yang dihadapi lelaki lebih berat? Atau justru perempuan yang lebih rentan?
Lelaki tergoda dengan kecantikan perempuan. Perempuan tergoda dengan kekayaan lelaki.
Lelaki tergoda ingin menguasai banyak perempuan. Perempuan tergoda ingin menguasai satu lelaki.
Lelaki tergoda dengan seks dan permainan. Perempuan tergoda dengan cinta dan rayuan gombal.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Lelaki tergoda untuk mengecilkan masalah apa saja. Perempuan tergoda untuk membesarkan masalah apa saja.
Lelaki tergoda untuk tidak berperasaan. Perempuan tergoda untuk tidak berlogika.
Lelaki tergoda untuk memperhatikan hal-hal yang umum saja. Perempuan tergoda untuk memperhatikan hal-hal yang kecil saja.
Lelaki tergoda untuk melirik perempuan lain. Perempuan tergoda untuk melirik barang lain.
Lelaki tergoda menghabiskan waktunya mencari uang. Perempuan tergoda menghabiskan waktunya membelanjakan uang.
Perbandingan Godaan Lelaki dan Perempuan
Lelaki tergoda untuk mudah marah dan main tangan. Perempuan tergoda untuk mudah sedih dan main hati.
Godaan-godaan yang harus dilawan dan dikendalikan. Jika lelaki dan perempuan ingin bahagia.
Maka janganlah tergoda mengejar dunia. Seperti dalam hadist Rasullullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang artinya:
“Apa urusanku dengan dunia, tidaklah aku hidup di dunia ini melainkan seperti seorang pengembara yang sedang berteduh di bawah pohon. Kemudian pengembara tersebut pergi meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2377).
Baca juga: Hukum Perempuan atau Lelaki Tidak Menikah
Dunia itu pendek, cepat dan singkat, kelamaan menjadi basi, tua sedikit berpenyakitan, tidak memberimu kebahagiaan, semakin engkau genggam dia, semakin membuatmu merasa tidak nyaman, itu jika dunia di hatimu.
Namun bila dunia bukanlah obsesimu, tidaklah mengapa dia ada di sampingmu, sebagai teman yang memberi bekal pengaman dan penyelamat perjalananmu ke depan.
Dunia itu jalannya mundur, sementara engkau berjalan maju, ke depan menuju surgamu atau nerakamu.[Sdz]
Sumber: Madrasatuna