BERSYUKUR kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧
(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Ayat tersebut merupakan jaminan yang Allah berikan kepada orang yang mampu bersyukur, dengan penambahan nikmat yang telah diperolehnya.
Tentu saja siapa pun ingin nikmatnya ditambah, bukan dikurangi apalagi dihilangkan.
Namun apakah kita sekarang telah mampu bersyukur terhadap nikmat yang kita peroleh? Ataukah kita masih selalu berkeluh kesah terhadap yang kita miliki? Kalau masih, berhentilah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Lupakan mengeluh, mulailah memperbanyak syukur.
Secara bahasa, kata syukur hampir sepadan dengan kata hamdu (memuji).
Perbedaannya, kata syukur lebih cenderung pada ungkapan terima kasih dengan ucapan, sedangkan hamdu lebih umum.
Para ulama mendefinisikan syukur sebagai ungkapan aplikatif dengan menggunakan segala apa yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan tujuan penciptaan anugerah itu.
Oleh karena itu, seorang hamba belum bisa dikatakan bersyukur kecuali setelah melakukan tiga hal.
Pertama, mengakui nikmat-nikmat Allah, dan ini wilayah hati.
Kedua, mengungkapkan nikmat dengan ucapan lisan.
Baca juga: Doa dan Tipologi Manusia
Materi Kultum, Bersyukur Kepada Allah
Ketiga, menggunakan nikmat untuk beribadah, dan ini dengan seluruh jiwa dan raga.
Kebanyakan dari kita seringkali hanya mensyukuri kenikmatan yang sifatnya materi saja.
Padahal ada banyak kenikmatan yang jauh lebih berharga dari kenikmatan materi.
Kenikmatan tertinggi yang harus kita syukuri dan kita jaga adalah nikmat iman dan Islam.
Karena kalau kenikmatan materi, Allah berikan kepada seluruh umat manusia.
Sedang kenikmatan iman dan Islam, tidak demikian halnya.
Seberat apa pun kehidupan di dunia, bagi kita umat Islam tidak sebanding dengan kesusahan kelak di akhirat.
Begitu pula kenikmatan hidup apa pun di dunia ini, tentu tidak akan sebanding dengan kenikmatan di surga nanti.
Dengan konsep semacam ini, kita akan selalu bisa hidup dengan tersenyum, menatap hari esok dengan penuh semangat dan penuh arti.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]