• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Rabu, 1 Oktober, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (1)

Agustus 19, 2025
in Khazanah, Unggulan
Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (1)

foto: pinterest

72
SHARES
552
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

DELAPAN dekade sudah Indonesia merdeka, namun pertanyaan mendasar masih menggema: sudahkah kita benar-benar merdeka? Dalam “Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia”, para ulama memaknai kemerdekaan bukan sekadar terbebas dari penjajahan fisik, melainkan kebebasan jiwa, akhlak, dan moral sebagai bangsa yang beriman dan beradab.

Tahun 2025 ini, Indonesia genap berusia 80 tahun sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sebuah usia yang sudah matang bagi sebuah bangsa.

Delapan dekade bukan sekadar angka, melainkan perjalanan panjang yang penuh darah, air mata, dan pengorbanan.

Kita merayakan dengan upacara, bendera, parade, dan sorak-sorai.

Namun, pertanyaan mendasar selalu layak kita ajukan: sudahkah kita benar-benar merdeka?

Apakah merdeka hanya berarti lepas dari penjajahan Belanda dan Jepang? Ataukah ada makna yang lebih dalam, makna yang menyentuh dimensi jiwa, akal, moral, dan spiritual kita?

Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Sebab jika kita jujur, banyak di antara kita yang masih terjajah oleh nafsu, harta, korupsi, ketidakadilan ekonomi, hingga penjajahan gaya hidup.

Para ulama masyhur sepanjang zaman telah mengajarkan, kemerdekaan bukan hanya status politik, melainkan sebuah keadaan ruhani: bebas dari penghambaan kepada selain Allah, bebas dari nafsu, bebas dari ketidakadilan.

Di momentum HUT ke-80 Republik Indonesia, mari kita resapi kembali makna merdeka melalui kearifan mereka.

1. Merdeka dalam Cahaya Al-Qur’an dan Hadis

Al-Qur’an menegaskan bahwa kemerdekaan adalah fitrah manusia. Allah berfirman:

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ

“Tidak ada paksaan dalam agama.” (QS. Al-Baqarah: 256).

Ayat ini menjadi dasar bahwa manusia diciptakan dengan kebebasan memilih jalan hidupnya. Tidak boleh ada paksaan, karena kemerdekaan adalah hak asasi yang Allah karuniakan.

Dalam ayat lain, Allah mengingatkan:

Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (1)

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ

“Tidaklah pantas bagi seorang manusia yang Allah beri kitab, hikmah, dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia: jadilah kamu hamba-hambaku selain kepada Allah.” (QS. Ali ‘Imran: 79).

Artinya, kemerdekaan sejati adalah bebas dari penghambaan kepada manusia atau kekuasaan duniawi, dan hanya tunduk kepada Allah.

Rasulullah pun menegaskan nilai kemerdekaan dan keberanian moral:

أفضل الجهاد كلمة حق عند سلطان جائر

“Jihad yang paling utama adalah berkata benar di hadapan penguasa zalim.” (HR. Abu Dawud).

Merdeka, dalam pandangan Islam, bukan sekadar lepas dari penjajah fisik.

Lebih dari itu, ia adalah kebebasan batin: hanya takut kepada Allah, bukan kepada penguasa zalim, harta, atau tekanan sosial.

Baca juga: Orangtua Berperan dalam Mengenalkan Momen Kemerdekaan

2. Imam Al-Ghazali: Merdeka dari Hawa Nafsu

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menekankan bahwa musuh terbesar manusia adalah hawa nafsu.

Banyak orang yang secara lahiriah merdeka, tapi jiwanya diperbudak nafsu, syahwat, ambisi, dan cinta dunia.

Menurut Al-Ghazali, hakikat merdeka adalah ketika manusia tidak lagi dikendalikan oleh keinginan rendah.

Orang yang serakah kepada harta, meski bergelimang kekayaan, sesungguhnya budak dari harta itu.

Orang yang mengejar popularitas sejatinya sedang diperbudak oleh pandangan manusia.

Merdeka sejati adalah ketika hati hanya tunduk kepada Allah, bukan kepada nafsu yang menyesatkan.

Refleksi ini begitu relevan: bangsa kita bisa saja merdeka secara politik, tapi jika rakyatnya terjajah oleh konsumtifisme, korupsi, dan hawa nafsu, maka sesungguhnya kita belum merdeka.[Sdz]

Sumber: Madrasatuna

 

Tags: Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (1)
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Kimono Hijab Tersedia di Pusat Informasi Wisatawan Harajuku

Next Post

Mengenal Pembajakan Emosi dan Cara Mengatasinya

Next Post
Mengenal Pembajakan Emosi dan Cara Mengatasinya

Mengenal Pembajakan Emosi dan Cara Mengatasinya

Makan Mie dan Nasi Secara Bersamaan Memicu Ketidakseimbangan Gizi

Makan Mie dan Nasi Secara Bersamaan Memicu Ketidakseimbangan Gizi

Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (2)

Merdeka yang Hakiki: Renungan Ulama di Usia 80 Tahun Indonesia (2)

  • Mengenal Anger Release

    Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3060 shares
    Share 1224 Tweet 765
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7448 shares
    Share 2979 Tweet 1862
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1428 shares
    Share 571 Tweet 357
  • Konvoi Global Sumud Flotilla Masuki Zona Kuning, Tiga WNI Terlibat

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    364 shares
    Share 146 Tweet 91
  • Pengertian Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil

    3946 shares
    Share 1578 Tweet 987
  • Pengumpulan Al-Qur’an di Masa Utsman bin Affan 

    896 shares
    Share 358 Tweet 224
  • 25 Nama Bayi Laki-Laki Berawalan Huruf Z dalam Bahasa Arab

    645 shares
    Share 258 Tweet 161
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    4955 shares
    Share 1982 Tweet 1239
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5082 shares
    Share 2033 Tweet 1271
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga