ChanelMuslim.com – Menikah dalam Masa Iddah, oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan
Assalammualaikum wr wb, Ustaz. Ada sebuah kasus begini, seorang wanita yang baru cerai dari suaminya, kemudian dia menikah kembali dengan laki-laki lain tapi tidak menunggu masa Iddahnya, apalagi nikahnya nikah Sirri. Bagaimana hukum pernikahannya itu Ustaz? Lalu, apakah masuk ke dalam perzinahan??
Mohon jawaban nya ya, Ustadz. Jazakumullah Katsir
Baca Juga: Menikah, Berkeluarga, Lalu Apa?
Menikah dalam Masa Iddah
Jawaban:
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..
Pernikahan saat masih masa ‘iddah, selain haram juga tidak sah, wajib dibatalkan. Jika mereka memaksakan diri, maka itu perzinahan dan telah melawan ketetapan Allah Ta’ala dalam Alquran. Dalam hal ini, para ulama tidak ada perbedaan pendapat.
Tertulis dalam Al Mausu’ah:
اتفق الفقهاء على أنه لا يجوز للأجنبي نكاح المعتدة أيا كانت عدتها من طلاق أو موت أو فسخ أو شبهة ، وسواء أكان الطلاق رجعيا أم بائنا بينونة صغرى أو كبرى . وذلك لحفظ الأنساب وصونها من الاختلاط ومراعاة لحق الزوج الأول ، فإن عقد النكاح على المعتدة في عدتها ، فُرّق بينها وبين من عقد عليها ، واستدلوا بقوله تعالى : ( ولا تعزموا عقدة النكاح حتى يبلغ الكتاب أجله ) والمراد تمام العدة ، والمعنى : لا تعزموا على عقدة النكاح في زمان العدة ، أو لا تعقدوا عقدة النكاح حتى ينقضي ما كتب الله عليها من العدة
Para ahli fiqih sepakat bahwa seorang laki-laki asing tidak boleh menikahi wanita dalam masa ‘iddahnya. Apa pun sebab ‘iddahnya, baik karena cerai, suami wafat, fasakh, dan semisalnya. Baik talak raj’iy (1 dan 2), atau talak ba’in shughra atau kubra.
Hal ini dalam rangka menjaga nasab dan tercampurnya benih, serta menjaga kehormatan suaminya yang pertama. Maka, pernikahan saat wanita masih di masa ‘iddah mesti dipisahkan antara dirinya dan status akad nikahnya itu.
Dalilnya berdasar firman Allah Ta’ala:
وَلَا تَعْزِمُوا عُقْدَةَ النِّكَاحِ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ
Dan janganlah kamu menetapkan akad nikah, sebelum habis masa idahnya. (QS. Al-Baqarah: 235)
Maksudnya sempurna masa iddahnya. Maknanya janganlah melakukan akad pernikahan di masa Iddah, atau jangan lakukan akad nikah sampai Allah tetapkan kehendak-Nya kepada wanita itu atas iddahnya.
(Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah, 29/346)
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid menjelaskan:
وإن كان وقع قبل انقضائها فالنكاح باطل ، ووجب أن يفرق بينكما ، ثم تكملي عدة الأول
Jika terjadi akad nikah sebelum sempurna Iddah maka pernikahan itu BATAL, wajib memisahkan keduanya. Lalu sempurnakan dulu masa iddahnya. (Fatawa Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 153793)
Demikian. Wallahu a’lam.[ind]