ChanelMuslim.com – Menikah, berkeluarga, lalu apa? Siklus kehidupan kadang berulang, menjadi anak-anak, sekolah kemudian bekerja, lalu akan muncul pertanyaan kapan menikah, kapan punya momongan?
Sepertinya hidup setiap orang harus sama dengan yang dijalani orang tua atau keluarga lainnya.
Tetapi tidak ada yang salah dengan hal tersebut, karena Rasul pun memerintahkan semua umatnya untuk menikah dan membangun keluarga.
Tetapi keluarga seperti apakah yang dicontohkan Rasul dan ada dalam Al Quran. Apakah yang menjadi tujuan dalam menikah, membangun keluarga/rumah tangga?
Allah Subhanahu wa taala telah menunjukkannya dalam panduan hidup umat muslim yaitu Al Quran:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepada-Nya dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”. (QS. 30: 21)
Allah menciptakan pasangan untuk kita agar kita merasa tentram dan menjadikan rasa kasih dan sayang.
Maka pahamilah bahwa menikah adalah untuk membangun keluarga yang memberikan rasa kasih dan sayang di antara anggotanya.
Karena itu, untuk dapat membangun keluarga seperti apa yang ditunjukkan dalam Al Quran, diperlukan manajemen yang baik dalam keluarga.
Keluarga bagaikan bentuk kecil suatu perusahaan atau pemerintahan yang jika tidak dikelola (di-manage) dengan baik akan menimbulkan kekacauan.
Baca Juga: Tolak Layangan Putus! Sederet Skill Ini Perlu Dipelajari Sebelum Menikah
Menikah, Berkeluarga, Lalu Apa?
Tujuan dari manajemen keluarga adalah membawa manfaat bagi masyarakat dan umat dan menuju akhir yang bahagia. (QS Ar-Ro’du 23)
Manfaat dari manajemen keluarga antara lain mewujudkan perintah dan amanah untuk menjaga keluarga (QS Tahrim: 66); agar keluarga tidak menjadi fitnah dan melalaikan (QS Munafiqun: 9), dan mengundang keharmonisan dan keberkahan silaturahmi (QS Al-Anfal: 75)
Baca Juga: Menikah Kok Seperti Selingkuh (Kah-Kuh)
Doa kita setiap hari pada Allah Subhanahu wa taala adalah:
Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa (QS Furqon: 74)
Implementasi dari doa tersebut yaitu langkah internal menjadikan anak istri sebagai Qurrota a’yun dan langkah eksternal menjadikan keluarga sebagai lil muttaqiina imama.
Manajemen Keluarga Sakinah
Sibuknya adalah memecahkan masalah besar bukan sebaliknya
a. Masalah besar adalah Tauhid dan pengamalannya (QS. Al Baqarah: 133)
Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: Apa yang kamu sembah sepeninggalku?
Mereka menjawab: Kami akan menyembah Ilah-mu dan Ilah nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) ilah Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya.
b. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak mempermasalahkan tidak adanya makanan di rumahnya
c. Waktu Kumpul Keluarga (WKK) sebagai sarana meluruskan orientasi keluarga
Perbedaan komunikasi antara pria dan wanita
Sifat dasar pria: Rasional, Umum, Status/Kekuasaan sedangkan wanita: Emosional, Detail, Intim. Perbedaan ini harus saling dimengerti bukan untuk menjadi bibit pertengkaran.
Awalnya adalah sangka baik dan kepercayaan
a. Sangka baik adalah awal hubungan harmonis
b. Kisah Haditsul Ifk
c. Kepercayaan dibangun dengan sering memberikan “setoran, bukan “penarikan”
Keutamaannya adalah disiplin tanpa disuruh
a. Generasi salaf adalah generasi terbaik karena kedisiplinannya
b. Disiplin ditanamkan sejak kecil melalui keteladanan dan pemahaman
c. Sering-sering menyuruh/mengingatkan bisa menyakitkan dan membuat dosa
Interaksinya adalah kelembutan yang menyenangkan
a. Membiasakan magic words
b. Kata-kata kasar menunjukkan jauhnya hati
c. Orang yang potensial menyakitkan hati kita adalah orang yang paling kita cintai
Simpan dulu kepedihanmu, ceritakanlah nanti setelah engkau sukses
Nilai-nilainya adalah memberdayakan, bukan menjatuhkan
a. Selalu menumbuhkan sikap positif (positive attitude)
b. Saling memberdayakan dalam empat dimensi (spiritual, emosional, mental, dan fisik)
c. Visi besar keluarga muslim adalah menjadi keluarga pemimpin (QS Al Furqon: 74)
Ambisinya adalah masuk surga bersama-sama
a. Perintah Allah untuk menjaga keluarga dari api neraka (QS At Tahrim: 6)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan
b. Tujuan kita berkeluarga berkumpul di dunia dan akhirat
c. Bayangkan jika salah satu anggota keluarga kita masuk neraka
Hatinya adalah cinta walau ada kekurangan
a. Cinta keluarga adalah “aku cinta kamu, walaupun..”
b. Cinta dapat dibangun dengan bersyukur
c. Cinta segitiga adalah kunci memecahkan konflik
Cinta segitiga yang benar, yang menjadi kunci menghadapi konflik adalah: Suami, Istri, Allah.
Dalam Islam, tidak hanya menikah dan berkeluarga yang menjadi ukuran tetapi bagaimana pernikahan dan keluarga dapat membawa semua anggotanya menjadi lebih takwa pada Allah dan Rasulnya serta menjadi jalan untuk mendapat surga-Nya.[ind]