ChanelMuslim.com – Abdul Malik bin Marwan adalah seorang Khalifah kelima Bani Umayyah. Beliau juga dikenal sebagai salah satu ahli fiqih dan ulama yang masyhur di kota Madinah. Selama kepemimpinannya, beliau sudah banyak membuat kemajuan bagi negara.
Baca Juga: Umar bin Abdul Aziz, Pemimpin yang Selalu Memuliakan Tamu
Alasan Abdul Malik bin Marwan digelari Ayahnya Para Raja
Dilansir channel telegram Generasi Shalahuddin, Abdul Malik sering digelari sebagai “Abul Muluk” yang artinya adalah ayahnya para raja.
Alasannya adalah karena 4 putranya menjadi Khalifah Negara Umayyah sepeninggal beliau.
Selain itu, beliau juga disebut sebagai perintis Negara Umayyah kedua karena beliau menjadi tokoh yang berhasil menyatukan kembali shaf umat Islam dalam satu kepemimpinan yang kuat setelah sebelumnya muncul perpecahan dan fitnah di seantero negeri.
Selama 21 tahun kepemimpinannya, beliau banyak sekali membuat proyek besar yang berpengaruh bagi Umat Islam dan dunia.
Salah satu contohnya adalah negeri-negeri Afrika Utara beegabung dalam naungan dakwah Umat Islam. Kemudian, masjid-masjid dan madrasah dibangun untuk mendidik masyarakat serta menjadi pusat pemerintahan.
Abdul Malik juga memperbaiki problematika ekonomi umat, salah satunya dengan mega proyek pembuatan mata uang Dinar.
Mata uang ini secara resmi menjadi mata uang utama Kaum Muslimin yang setiap koinnya terstempel nama Khalifah.
Beliau juga melakukan pembangunan dermaga dan pelabuhan militer untuk angkatan laut Kaum Muslimin di barat, tepatnya di pantai Tunisia Afrika Utara.
Wilayah tersebut sangat strategis karena ada di tengah garis pantai Mediterania.
Pada masa Abdul Malik, produk-produk ilmu pengetahuan sains dan syariat sangat berkembang pesat.
Hal ini dikarenakan beliau adalah seorang intelektual dan ahli Fiqh Madinah yang terkenal di masanya. Istana Khalifah dipenuhi dengan ulama yang mengkaji dan meneliti.
Baca Juga: Kisah Muawiyah bin Abu Sufyan, Pendiri Dinasti Umayyah
Mushaf Al-Qur’an Ditulis dengan Titik-titik.
Kemudian, pada masanya, Mushaf Al Qur’an ditulis dengan titik-titik untuk memperjelas dan membedakan hurufnya.
Hal ini dilakukan karena luasnya wilayah Umat Islam dan banyaknya bangsa non Arab yang memeluk Islam. Mereka merasa termudahkan dalam mempelajari Al Qur’an.
Abdul Malik juga menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi pemerintahan. Kantor-kantor dan semua birokrasi, serta buku-buku kenegaraan dialihbahasakan ke Bahasa Arab. Begitu pula ilmu-ilmu sains dari India, Persia dan Yunani.
Selain itu, beliau membangun stabilitas negara dengan adanya struktur kepolisian dan militer yang rapi. Hal ini menciptakan keamanan masyarakat dan kenyamanan hidup.
Terakhir, Abdul Malik juga berhasil meningkatkan kualitas arsitektur Kaum Muslimin yang digambarkan secara nyata dalam keindahan bangunan Masjid Qubbatus Shakhrah, ikon utama dari Masjid Al Aqsha yang bertahan hingga sekarang. [Cms]