USTAZ Farid Nu’man Hasan menjelaskan mengenai aqidah dari Syiah Nushairiyah (Aqidahnya Penguasa Terguling Siria).
Ya, Nushairiyah adalah bagian dari syiah, dan termasuk syiah ghaliyah (ekstrim), kesesatannya lebih parah dibanding rafidhah. Mereka belakangan lebih dikenal dengan Syiah ‘Alawiyah.
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid mengatakan:
الطائفة العلوية ظهرت في القرن الثالث من الهجرة ، وتعد هذه الطائفة من غلاة الشيعة ، الذين ادعوا الإلهية في علي بن أبي طالب رضي الله عنه
وكان اسمهم الأول “النصيرية” ثم تسموا بعد ذلك بـ “العلويين” تمويهاً على الناس ، وتغطية لحقيقة مذهبهم ، وهم يحرصون على هذا الاسم الآن
مؤسس هذه الطائفة هو محمد بن نصير البصري النميري (توفي سنة270 هـ) الذي ادعى النبوة والرسالة
Aliran ‘Alawiyah muncul pada abad ketiga hijriyah dan termasuk ke dalam golongan Syiah ekstrem (ghuluw), yang mengklaim adanya sifat ketuhanan pada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Nama awal mereka adalah “Nushairiyah,” namun kemudian mereka menyebut diri mereka sebagai “Alawiyah” untuk mengelabui masyarakat dan menyembunyikan hakikat ajaran mereka.
Hingga kini, mereka tetap menjaga penggunaan nama tersebut.
Pendiri aliran ini adalah Muhammad bin Nushair al-Bashri an-Numairi (wafat tahun 270 H), yang mengaku sebagai nabi dan rasul. (Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 109264).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tertulis dalam Al Mausu’ah Al Muyassarah fil Adyaan wal Madzaahib, dari Imam Ibnu Taimiyah:
هؤلاء القوم المسمَّون بالنصيرية ـ هم وسائر الأصناف الباطنية ـ أكفر من اليهود والنصارى ، بل وأكفر من كثير من المشركين ، وضررهم أعظم من ضرر الكفار المحاربين مثل التتار والفرنج وغيرهم .. وهم دائماً مع كل عدو للمسلمين ، فهم مع النصارى على المسلمين ، ومن أعظم المصائب عندهم انتصار المسلمين على التتار ، ثم إن التتار ما دخلوا بلاد الإسلام وقتلوا خليفة بغداد وغيره من ملوك المسلمين إلا بمعاونتهم ومؤازرتهم
Kaum yang disebut dengan nama Nushairiyah ini, bersama dengan berbagai golongan kebatinan lainnya, lebih kafir daripada orang-orang Yahudi dan Nasrani, bahkan lebih kafir daripada banyak kaum musyrik. Bahaya mereka lebih besar dibandingkan dengan bahaya orang-orang kafir yang memerangi kaum Muslimin, seperti bangsa Tatar, pasukan Perang Salib (Franj), dan lainnya. Mereka selalu berpihak kepada setiap musuh kaum Muslimin. Mereka berpihak kepada kaum Nasrani melawan kaum Muslimin. Di antara musibah terbesar bagi mereka adalah kemenangan kaum Muslimin atas bangsa Tatar. Bahkan, bangsa Tatar tidak akan mampu memasuki negeri Islam, membunuh Khalifah di Baghdad, dan para raja Muslim lainnya kecuali dengan bantuan dan dukungan mereka. (Dikutip dalam Al Mausu’ah Al Muyassarah fil Adyaan wal Madzaahib, 1/399).
Di masa Shalahuddin al Ayyubi Rahimahullah, sekte Nushairiyah atau ‘Alawiyah ini diberangus di seantero wilayah Mesir dan Siria hingga akhirnya mereka lari ke pinggiran Syam.
Dalam artikel yang berjudul:
Mengenal Aqidah Syiah Nushairiyah (Aqidahnya Penguasa Terguling Siria)
Baca juga: Tumbangnya Penguasa Zalim Syiah Nushairiyah Adalah Keniscayaan
الطائفة العلوية.. نشأتها وتاريخها وأصولها الفكرية
Kelompok ‘Alawiyah .. Pertumbuhan, Sejarah, dan Pokok-Pokok Pemikirannya
Tertulis sebagai berikut:
وعقب سقوط الدولة الفاطمية، أسس صلاح الدين الأيوبي، دولتهم سنة 567هـ عقب انتزاع السلطة من يد العاضد آخر خلفاء الفاطميين، عاش العلويون في بلاد الشام عصرًا من التضييق عليهم في ممارسة عملهم، فقد أمر صلاح الدين الأيوبي أن لا تُقبل شهادة أحد ولا يقدّم للخطابة ولا للتدريس إلا إذا كان مقلداً لأحد المذاهب السنية الأربعة، وقد عزل أيضاً قضاة الشيعة واستناب عنهم قضاة شافعية في أرجاء دولته بمصر وسوريا.
وقام صلاح الدين الأيوبي بحَبَس بقايا العلويين في مصر، وفرّق بين الرجال والنساء حتى لا يتناسلوا، وقد أبادَ المكتبات العلمية وأتى على محتوياتها وقد ضمّ الشام إلى ملكه سنة 569 هـ، وذلك بعد موت نور الدين الثاني، وساءت في عصره حالة العلويين، وذلك لحرمانهم إعلان حرية اعتقادهم
Setelah runtuhnya Dinasti Fathimiyah, Shalahuddin Al-Ayyubi mendirikan dinasti pada tahun 567 H setelah merebut kekuasaan dari tangan Al-‘Adhid, khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah. Pada masa itu, kaum Alawiyah di Syam mengalami tekanan dalam menjalankan aktivitas mereka. Shalahuddin Al-Ayyubi memerintahkan agar tidak diterima kesaksian siapa pun dari Nushairiyah dan tidak diberikan jabatan sebagai khatib atau pengajar kecuali jika mereka mengikuti salah satu dari empat mazhab Sunni. Ia juga memberhentikan para hakim dari kalangan Syiah dan menggantikannya dengan hakim-hakim dari kalangan Syafi’i di seluruh wilayah kekuasaannya di Mesir dan Suriah. Shalahuddin Al-Ayyubi juga menahan sisa-sisa kaum Alawiyah di Mesir dan memisahkan laki-laki dari perempuan agar mereka tidak berkembang biak. Ia memusnahkan perpustakaan-perpustakaan ilmiah beserta isinya. Pada tahun 569 H, ia berhasil menguasai wilayah Syam setelah wafatnya Nuruddin II. Pada masa kekuasaannya, kondisi kaum Alawiyah memburuk karena mereka dilarang secara terbuka menjalankan keyakinan mereka.[Sdz]