SEBUAH chemistry antara cahaya dan tumbangnya kezaliman.
“Dan katakanlah, yang Haq itu telah hadir. Dan yang batil itu telah lenyap. Sungguh yang batil itu pasti lenyap!” (QS. 17:81).
”Gelap itu hakikatnya tak pernah ada, kecuali bila ketiadahadiran cahaya!”
Delapan Desember duapuluh empat adalah hari paling bersejarah bagi rakyat Suriah.
Rezim Dinasti Asad telah ambruk.
Lebih dari 60 tahun rakyat Suriah hidup di bawah penindasan amat kejam penguasa sekte sesat Syiah Nushairiyah haus darah tersebut.
Dinasti Asad membungkam dengan kejam setiap kelompok yang menyuarakan kebenaran Islam.
Membantai tak kurang 600 ribu rakyat tak berdosa. Puluhan ribu rakyat, terdiri ulama kritis, politisi Islam, gerakan oposisi, wanita dan anak-anak remaja tak berdosa dibekap dalam berbagai model penyiksaan biadab di berbagaI penjara rezim Syi’ah laknat itu.
Bekas-bekas penyiksaan sadis penjara bawah tanah rezim Asad, masih terlihat di penjara Sidnaya, Damaskus.
Ratusan orang dibekap hidup-hidup di bawah tanah sampai tewas.
Setelah itu mayat-mayat tersebut dilarutkan zat asam hingga daging mereka hancur.
Yang tersisa kini tinggal tulang belulang mereka.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Seorang pilot Angkatan Udara Suriah dipenjara 40 tahun sejak 1984.
Kesalahannya, hanya lantaran ia menolak menjatuhkan Bom Pospor terhadap warga Islam di kota Alepo.
Rezim biadab Bashor Asad adalah pelanjut rezim Tangan Besi Hafez Asad (bapaknya).
Selama berkuasa Bashor menindas rakyatnya dengan amat kejam.
Syaikh Ramadhan Al Buthy, penulis Buku Siroh Nabawiyah, gugur diberondong peluru tentara Rezim Asad.
Di bawah kekuasaannya pajak yang tinggi diberlakukan terhadap rakyat.
Sehingga mayoritas rakyat hidup sulit dan miskin.
Tapi rezim dan seluruh kroninya asyik menumpuk kekayaan dan hidup foya-foya dari hasil uang korup yang menggila.
Bashor menjalin hubungan mesra dengan Rusia dan Zionis laknat.
Dari hasil pengkhianatannya itu, rezim Bashor mendapat berbagai senjata pemusnah massal canggih untuk membungkam suara-suara kritis rakyatnya sendiri.
Setiap bentuk perlawanan di setiap kota, tanpa ampun ia akan habisi dengan cara menjatuhkan bom-bom pemusnah massal (walaupun dilarang dunia internasiona), sebagaimana yang terjadi di kota Alepo beberapa puluh tahun lalu.
Suriah yang dikenal sebagai bumi Syam adalah bumi kelahiran para ulama besar, seperti Syekh Munir Al Ghodban, Ramadhan Al Buthy, Said Hawa, Fatiya Khan, dan lain-lain.
Chemistry Cahaya dan Tumbangnya Kezaliman
Bumi Syam begitu terang dengan cahaya Islam sejak Nuruddin Zanki dilanjut Solahuddin al Ayyubi membebaskan Syam, Mesir, disusul pembebasan Masjid Al Aqsho dari Pasukan Salib abad ke 12.
Jatuhnya Palestina ke tangan agresor ganas Zionis laknat tahun 1948, telah mengubah geo-politik Arab.
Konspirasi jahat Zionis-Amerika-Rusia telah melahirkan rezim-rezim boneka berhaluan kiri yang amat repressif terhadap gerakan Islam. Tak terkecuali Suriah.
Sejak kemenangan Partai Bats yang berhaluan komunis, Suriah berkiblat ke Moskow.
Zionis ikut main dalam memperkuat posisi rezim Bats dengan mengirim bantuan senjata-senjata pemusnah.
Karena itu rezim loyalis Zionis laknat itu amat represif terhadap gerakan Pro Palestina.
Selama lebih enampuluh tahun mereka dengan ganas melindas gerakan Islam sunni.
Betapa berat gerakan oposisi menghadapi rezim Asad yang amat represif.
Intel menyebar di setiap masjid, sekolah, universitas, pasar-pasar, dan di tempat-tempat keramaian.
Persekusi, pemenjaraan dan unlawfull killing hampir terjadi setiap pekan terhadap tokoh-tokoh kritis.
Hari-hari gelap yang amat mencekam dan menyiksa itu menimbulkan chaos besar-besaran.
Sebanyak 12 juta rakyat Suriah menjadi pengungsi. Sekitar lima juta hidup di luar negara Suriah.
Baca juga: Anak Syiria yang Polos
Turki menjadi wilayah pengungsian terbesar pengungsi Suriah.
Namun gerakan perlawanan Islam tak lelah terus berkonsolidasi.
Jejaring faksi-faksi oposisi tak disangka kian mengkristal.
Pimpinan gerakan perlawanan Muhammad Al Julanil (eks anggota Al Qoida yang sadar), dengan sabar menghimpun seluruh faksi yang memiliki Chemistry Tauhid, DNA jihad dan goyah yang sama untuk kemaslahatan bangsa Suriah.
Di bawah bendera HTS – Hay’at Tahrir Al Sham, Al Julani, membangun kaukus perlawanan solid terhadap rezim Syi’ah dinasti Asad.
Satu per satu kota-kota penting dikuasai oposisi, mulai Hama, Alepo hingga Damaskus.
Gelombang serangan massif dan gencar para mujahidin tak mampu dibendung rezim.
Pasukan penjaga istana mati kutu. Ratusan tewas, dan ribuan lainnya melarikan diri.
Bashor Asad. keluarga dan para cecunguknya hengkang ke Rusia.
Rakyat Suriah yang telah lama dibenamkan rezim komunis Zionis dinasti Asad ke dalam kubangan lumpur kegelapan yang hina, seperti baru pertama kali melihat sinar kehidupan.
Mereka menyambut gegap gempita kemenangan Mujahidin.
Takbir menggema memenuhi langit Damaskus dan kota-kota besar lainnya.
Air mata haru rakyat Suriah bercampur sukacita membuncah.
Suasananya seperti Hari Raya Idul Fitri. Mereka hampir tidak yakin mereka bisa menghirup udara kebebasan kembali, bisa bangkit melawan penindasan.
Mereka seperti bisa melihat kembali cahaya keagungan Islam yang amat mulia.
Cahaya jatidiri bangsa pewaris peradaban Tauhid yang agung.
Jika saja bangsa Suriah berhasil kembali kepada jatidiri aselinya, sebagai bangsa pewaris peradaban cahaya, dengan chemistry cahaya (tauhid) dan DNA jihad yang kokoh.
Maka Allah pasti akan himpun manusia-manusia dengan chemistry cahaya yang sama itu, ke dalam satu poros kekuatan Tauhid yang amat dahsyat.
Dan Allah pasti akan memenangkan poros kekuatan Cahaya (tauhid) itu untuk melenyapkan seluruh kegelapan (penguasa zalim) di bumi mana pun.
Semoga ini adalah skenario Allah yang tengah berlangsung terhadap bangsa Suriah.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah