PSIKOLOGI sebuah niat. Niat adalah keinginan hati untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Tempat niat tentunya di dalam hati. Mulut tidak perlu mengucap atau melantunkan niat yang kita inginkan.
Memang ada sebagian pendapat yang membolehkan pelantunan niat dalam melakukan suatu ibadah, di samping tentunya di dalam hati.
Namun untuk pendapat terakhir ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam maupun para salafus saleh, tidak pernah mengajarkannya.
Niat ini menjadi sukses apabila amal yang kita kerjakan itu sudah sesuai dengan ketentuan syariat.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Apabila amal yang ingin kita kerjakan itu tidak dibenarkan oleh syariat, maka niat kita walaupun bagus, tetap sia-sia.
Karena niat sebaik apa pun tidak bisa mengubah status suatu amalan yang sudah mempunyai ketetapan hukum.
Sebagai contoh misalkan, ada orang korupsi atau berjudi dengan niat bahwa harta hasil korupsi atau perjudian itu nantinya akan digunakan untuk kepentingan sosial.
Baca juga: Ikhlas Itu Tidak Mudah
Materi Kultum, Psikologi Niat
Niat baik untuk membantu kepentingan sosial itu tidak akan bisa mengubah status keharaman korupsi atau mencuri.
Di samping amal yang sesuai dengan ketentuan syariat, niat akan sah jika disandarkan secara mutlak hanya kepada Allah.
Artinya, ketika kita beribadah apa pun, selain harus sesuai dengan ketentuan syariat, juga harus hanya karena Allah semata.
Inilah yang disebut dengan Ikhlas. Dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 31, Allah berfirman:
Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
Artinya, ikhlaslah yang menjadi satu-satunya standar diterima atau tidaknya suatu ibadah.
Niat merupakan salah satu bentuk kegiatan dan aktivitas hati.
Karenanya, niat tidak beda dengan perasaan hati lainnya.
Artinya, ada kondisi di mana terkadang niat benar-benar dalam posisi puncak keikhlasannya.
Namun tidak jarang menempati titik terendah dari standar sebuah niat yang benar.
Naik turunnya niat ini sangat dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal pelaku niat.
Perlu adanya semacam vaksinasi dan latihan bagi hati agar bisa siap menghadapi berbagai kondisi yang sangat rentan memengaruhi kondisi keikhlasan.
Vaksinasi hati bisa dilakukan dengan mengikuti berbagai kegiatan pengajian dan pemeriksaan secara rutin kepada para ahlinya.
Dari situ dapat diketahui berbagai virus hati dan obat yang pas untuk mengatasinya.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]