ChanelMuslim.com – Manajemen waktu Ibnu Malik bisa kita lihat pada rutinitasnya berupa shalat, membaca Al-quran, mengarang atau membaca buku.
Ia termasuk imam besar yang senantiasa menjaga setiap waktu dan kesempatannya hingga dalam keadaan yang genting dan ketika menghadapi kematian sekalipun. Ia selalu`menggantungkan harapannya dengan ilmu justru di saat kematian itu menghampirinya. Beliau adalah Imam Ibnu Malik.
An-Nahwi pemilik kitab al-alfiyah dan kitab-kitab induk nahwu lainnya. Namanya adalah Muhammad bin Abdullah. Lahir tahun 600 H dan wafat tahun 672 H . Semoga Allah Ta’ala merahmati beliau.
Baca Juga: Kaidah Manajemen Waktu Menurut Al-Qur’an
Manajemen Waktu Ibnu Malik
Dalam kitab Nafhuth Thayyib (II :222-229), Al-Maqqari mengungkapkan tentang biografinya’
‘’Beliau banyak menelaah dan cepat dalam mengulang pelajaran. Beliau tidak menulis sesuatu pun dari apa yang telah dihafalnya hingga beliau periksa ulang secara tepat. Dan seperti inilah ihwal dari para syaikh yang terpercaya dan ulama yang jujur Beliau tidak pernah terlihat oleh orang lain kecuali sedang menjalani salah satu di antara empat aktivitas shalat membaca Al-Quran , mengarang , atau membaca buku,”.
Dikisahkan bahwa pada suatu hari beliau dan beberapa rekannya ingin melihat sebuah pertunjukan yang ada di Damaskus.
Ketika teman –temannya itu sampai di tempat yang ingin dituju mereka semua lalai untuk memperhatikan Ibnu Malik dan mereka kehilangan dirinya.
Mereka pun mencarinya namun tidak menemukannya. Kemudian mereka mencari dan memeriksa lagi akhirnya mereka menemukannya yang tengah tumpah ruah di atas tumpukan kertas (sedang membaca).
IBNU MALIK MENGHAFAL DELAPAN BAIT SYAIR SECARA DIKTE SEBELUM KEMATIANNYA
Ini merupakan sesuatu yang langka, yang didorong kesungguhannya kepada ilmu. Beliau menghafal di hari kematiannya.
Sejumlah bait syari sebagian mereka membatasinya dengan delapan bait saja dan didiktekan oleh putranya sendiri. Hal itu menguatkan “Sebuah ungkapan sebesar usaha dan jerih payahmu, sebesar itu pula engkau akan meraih apa yang engkau cita-citakan.”.
Semoga Allah membalas dengan kebaikan atas semangat cita-citanya yang tinggi ini. Beliau meninggal di Damaskus tahu8n 672 H dan dikuburkan di kaki gunung Qasiyun. Disana kuburannya sangat terkenal hingga sekarang. Semoga Allah Taala merahmati beliau.
Disalin ulang dari Buku berjudul Manajemen Waktu Para Ulama. Ditulis oleh Syaikh Abdul Fattah. Diterjemahkan oleh Abu Umar Basyir, dkk dengan judul asil Qimatuz Zaman Indal Ulama. Penerbit Zam Zam Mata Air Ilmu
[jwt/mubarok]