ChanelMuslim.com – Unjuk rasa yang biasa dilakukan masyarakat Palestina di perbatasan Gaza ditangguhkan pada Jumat (15/11) lalu. Hal itu merupakan arahan Komisi Nasional Great March Return melihat kondisi eskalasi agresi Israel ke wilayah-wilayah Gaza sejak Selasa (12/11) lalu.
Salah satu tokoh gerakan Great Return March Talal Abu Zarifa mengatakan, komisi menunda protes mengingat dampak eskalasi yang berkelanjutan. “Masih berlanjutnya dampak eskalasi dan agresi Israel di Jalur Gaza , Komisi Nasional Tinggi memutuskan untuk menunda protes hari Jumat sampai minggu depan,” ungkap Talal, dikutip dari Middle East Monitor. Pada Kamis (14/11) pula, militer Israel dan kelompok militan Palestina sepakat melakukan gencatan senjata.
Sejak awal berlangsung pada 30 Maret 2018 silam hingga Jumat (8/11) dua pekan lalu, militer Israel telah melukai sedikitnya 32.500 orang Palestina dan mebuat 334 orang meninggal dunia, dilansir dari Palestinian Post. Pada hari itu, 90 orang terluka, 43 di antaranya adalah anak-anak.
Setiap pekan, puluhan hingga ratusan orang terluka dalam Great March of Return, termasuk perempuan dan anak yang ikut dalam aksi tersebut. Tahun 2018 lalu, Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) melakukan survei Great March Return terhadap perempuan, hasilnya sebanyak 1.800 perempuan menjadi korban luka. Mereka yang terluka langsung mendapat penanganan di lapangan, 68 persennya terkena gas air mata dan 10 persennya terkena tembakan. [Wnd/rls]