MENDIDIK Anak Tangguh Ala Nabi Yaqub as oleh Ustaz Bendri Jaisyurrahman (@ajobendri)
Apa yang harus orangtua lakukan di usia 0-7 tahun anak? Berikut ini tiga unsur asupan agar anak tangguh versi Nabi Yaqub:
1. Akal
Fasilitasi anak agar banyak berpikir. Akal harus diberi asupan agar tidak mengalami kelumpuhan. Asupan otak berupa, membaca, berpikir, diskusi, dan lain-lain.
2. Jasad
Asupan jasad seperti makanan, minuman, dan suplemen tubuh (jika dibutuhkan) tidur yang cukup dan olahraga.
3. Ruh
Tiga unsur inilah yang wajib dipenuhi orangtua untuk mencetak generasi tangguh.
Dua unsur pertama selalu orangtua berikan dengan maksimal, namun banyak orangtua lupa memenuhi asupan untuk unsur terakhir. Padahal ruhani adalah sumber kekuatan asli dari seorang anak.
Baca Juga: Melepas Anak “Merantau” ke Pesantren
Mendidik Anak Tangguh Ala Nabi Yaqub AS
Yang membuat Yusuf kuat menghadapi segala ujian Allah adalah ruh yang kuat. Maka anak kita harus memiliki ruh yang kuat.
Pola mendidik anak tangguh adalah seimbangnya 3 unsur tersebut sejak kecil. Ruh hanya bisa hidup jika diberi unsur tauhid. Cirinya ketika anak mampu berkata, “Sesungguhnya aku mengadukan keluh kesahku hanya kepada Allah.” (QS. Yusuf: 86)
Sebab menggantungkan segala kehidupan kepada manusia adalah bentuk kerapuhan, dan jangan ajarkan anak bergantung pada kita sebagai orangtua, tetapi ajak anak agar bergantung hanya pada Allah.
Terpenuhinya asupan ruhiyah akan menanamkan tauhid, berujung pada anak-anak yang bergantung pada Allah.
Cara yang bisa orang tua lakukan:
1. Saat anak menangis, ajak anak untuk menceritakannya pada Allah.
2. Orang tua membiasakan berdoa di depan anak, hal ini juga dapat menguatkan tauhid anak. Seperti dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berdoa di depan anak. Berdoa di depan anak merupakan ajaran tauhid. Memintalah hanya pada Allah.
3. Latih anak merasakan fase challenge zone, dimulai ketika masa penyapihan sang anak.
Pada 0-2 tahun anak berada di usia comfort zone. Cirinya orang tua harus menjaga zona nyamannya. Segera menyambut ketika anak menangis, memeluknya, dan lain-lain.
Bahkan Rasulullah shallalahi ‘alaihi wa sallam mempercepat shalat wajib ketika mendengar bayi menangis sebab Rasulullah tahu bahwa bayi tidak bisa menunggu.
Melewati 2 tahun, anak sudah memasuki usia challenge zone, yaitu fase tangisan yang dibiarkan. Diawali oleh proses penyapihan.
Kenalkan bahwa ASI setelah dua tahun bukan lagi kebutuhan tetapi hanya keinginan, maka ia akan belajar bahwa tidak semua keinginan bisa terpenuhi. Latihan ini akan membentuk otot sabar di masa depan.
Yang utama kenalkan tauhid saat proses penyapihan, bahwa ini adalah perintah Allah.
Biarkan anak menangis agar ia tidak melulu dalam zona nyaman, yaitu ketika semua keinginannya terpenuhi.
Fasilitasi challenge zone ini lewat kehadiran ayah, sebab ayah adalah sosok yang mewakili dunia ketangguhan karena ayah mengetahui dunia luar.
Harus ada figur lelaki dalam melatih anak agar tidak cengeng, maka peran ayah amat penting. Jika tidak ada ayah, sosok lelaki bisa digantikan oleh kakek, atau paman, atau guru laki-laki.
4. Latih anak untuk mengurus dirinya sendiri. Seperti Nabi Yaqub yang memberi tugas kepada masing-masing anaknya termasuk Yusuf. Di usia Yusuf yang masih 5 tahun, ia sudah bertugas untuk melayani ayahnya, menyiapkan makan untuknya dan membersihkan rumah. [ind/majelismanis]