SEBAGAI seorang Muslim, tentu kita harus berbahagia dengan datangnya bulan Rajab. Ada sebuah khutbah Jumat yang ditulis oleh K.H. Dr. Surahman Hidayat, M.A., yang berjudul Rajab sebagai Bulan Kemuliaan dan Kemenangan
Baca Juga: Khutbah Jumat Tentang Hal-Hal yang Banyak Dilupakan
Khutbah Jumat Tentang Datangnya Bulan Rajab
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas limpahan nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Terutama, nikmat iman dan Islam yang menjadi modal selamat bahagia.
Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman.
Seperti kita ketahui Bulan Rajab merupakan bulan yang mulia karena termasuk dalam bulan haram. Terdapat 4 bulan dalam kalender Islam yang dikategorikan sebagai bulan haram yakni Muharram, Dzulqa’adah, Dzulhijjah, dan Rajab.
Sesuai dengan firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 36, pada bulan haram, umat Islam dilarang menganiaya diri sendiri. Di bulan ini juga tidak boleh melakukan perang.
Kesucian dan kemuliaan bulan haram harus benar-benar dijaga. Kedudukan bulan Rajab menjadi semakin penting bagi umat Islam karena pada bulan inilah dipercaya telah terjadi sejumlah peristiwa penting dan istimewa.
Di antaranya adalah peristiwa Isra dan Mikraj Nabi Muhammad seperti yang disebutkan oleh Darul Ifta berdasarkan pendapat yang kuat dari para ulama.
Lewat peristiwa Isra dan Mikraj tersebut Nabi mendapat perintah untuk melakukan shalat lima waktu yang berlaku secara wajib bagi umat Islam.
Shalat adalah rukun Islam yang kedua. Shalat adalah tiang agama. Shalat adalah amal yang pertama kali akan dihisab di hari kiamat. Shalat adalah sarana mikraj hamba.
Shalat adalah media “komunikasi” dengan Allah. Shalat adalah salah satu sebab penghapus dosa dan kunci menuju surga. Shalat adalah penghalang dari perbuatan keji dan mungkar.
Di samping itu semua, shalat juga merupakan kunci ketenangan bagi manusia. Allah befirman,
اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا، اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا، وَّاِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًا، اِلَّا الْمُصَلِّيْنَ، الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَ
“Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. Apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir. Kecuali orang-orang yang melaksanakan salat; yaitu yang konsisten melaksanakan shalatnya.” (QS al-Ma’arij: 19-23)
Karena itu, sudah selayaknya kita bersyukur karena shalat merupakan anugerah mahal yang Allah berikan kepada manusia.
Peristiwa penting lain dalam sejarah Islam yang terjadi di bulan Rajab adalah terjadinya perang Tabuk yang berakhir dengan kemenangan umat Islam.
Sebuah kemenangan istimewa karena diraih tanpa ada pertumpahan darah. Pasukan musuh (Romawi) saat itu telah menyiapkan kekuatan 40 ribu prajurit ditambah dengan sejumlah kabilah Arab yang ikut bergabung bersama mereka. Namun Rasulullah dan para sahabat tidak gentar.
Dengan bermodalkan keyakinan dan iman yang kuat disertai strategi dan semangat yang berkorbar, pasukan Islam berhasil membuat ciut nyali musuh hingga akhirnya mundur.
Namun yang tidak boleh dilupakan bahwa kemenangan dan pertolongan Allah itu diberikan setelah Rasul saw dan para sahabat melakukan mobilisasi secara fisik dan finansial secara maksimal, setelah mereka mengorbankan tenaga, waktu, dan kesenangan; serta setelah mereka menunjukkan kegigihan dan kekuatan jiwa menghadapi serangan mental dari musuh.
Sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi generasi penerus. Karena itu, kemenangan dan pertolongan Allah dalam perang Tabuk sangat layak untuk dijadikan ibrah dan disyukuri.
Selanjutnya bulan Rajab yang menjadi momentum peristiwa Isra dan Mikraj mengingatkan umat Islam pada Masjidil Aqsa yang merupakan tempat suci ketiga umat Islam.
Secara eksplisit Allah Swt menegaskan keberkahan yang dilimpahkan kepada tempat tersebut dan sekitarnya.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS al-Isra`: 1)
Pada Bulan Rajab pula Baytul Maqdis atau al-Quds yang tadinya berada di tangan pasukan Salib berhasil ditaklukkan dan dibebaskan oleh pasukan Islam yang dipimpin Solahuddin al-Ayyubi.
Dengan kemenangan yang diraih pasukan Islam, patung-patung, salib, gambar, dan berbagai simbol kekufuran dibersihkan dari lingkungan al-Aqsa.
Azan pun kembali berkumandang dari tanah suci tersebut. Tanah suci itu kembali menjadi tempat sujud kaum muslimin. Itulah gema kemenangan Islam yang harus disyukuri oleh umat dan menjadi spirit untuk mempertahankannya.
Semoga berbagai kemenangan dan pertolongan yang Allah berikan di bulan Rajab ini menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk memperbanyak syukur kepada-Nya sekaligus menjadi momentum kebangkitan untuk meraih kemenangan berikutnya. Semoga taufik dan inayah Allah membersamai kita semua. [Cms]