Chanelmuslim.com – Ketika Rasulullah Hampir Menangis Karena Fathimah Az-Zahra
Rasulullah adalah orang yang lembut, hatinya mudah tersentuh. Namun beliau adalah orang yang kuat tak mudah marah saat dirinya dihina, dicaci dan dilecehkan. Simaklah kisah saat ibunda Khadijah baru saja meninggal dan sang paman Abu Thalib pun meninggal.
Ketika ibunya wafat, Fathimah Az Zahra baru berusia 13 tahun. Anak perempuan yang matanya masih basah karena baru kehilangan ibunya itu kini melihat ayahnya dihina orang sejadi-jadinya. Para tetangga mereka, seperti, Hakam bin Ash, Uqbah bin Abi Mu’ith, dan Abu Lahab sangat sering melempar batu ketika ayahnya sedang shalat. Bahkan tidak cuma batu, tapi juga jeroan kambing. Jeroan kambing itu pernah mereka lemparkan ke dalam panci makanan Rasulullah yang siap disajikan.
Baca Juga: Labu Menjadi Bagian Penting bagi Nabi Yunus dan Rasulullah
Ketika Rasulullah Hampir Menangis Karena Fathimah Az-Zahra
Kejadian paling ringan yang pernah menimpa beliau adalah ketika seorang Quraisy pandir mencegatnya di tengah jalan dan secara tiba tiba menyiramkan tanah ke atas kepala beliau. Rasulullah tidak membalas hinaan itu. Beliau pulang ke rumah dengan kepala yang masih dipenuhi tanah.
Di rumah, Fathimah membersihkan kepala ayahnya sambil menangis.
Tidak ada yang lebih pilu rasanya dalam hati seorang ayah dibandingkan mendengarkan tangis anaknya. Apalagi yang menangis ini adalah anak perempuan yang baru saja kehilangan ibunya. Hampir kaku rasanya Rasulullah karena begitu pilu, bahkan beliau hampir saja ikut menangis.
Muhammad adalah ayah yang bijaksana dan penuh kasih kepada putri-putrinya. Tidak ada lagi yang beliau lakukan menghadapi tangis pilu putrinya selain memohon pertolongan kepada Allah dengan keimanan sepenuh hati.
“Jangan menangis, putriku,” begitu yang Rasulullah bisikkan kepada Fathimah sambil menghapus air matanya, “sesungguhnya Allah akan melindungi ayahmu.”
Inilah sang ayah yang membesarkan hati anaknya agar sang anak pun kelak menjadi kuat dan hanya menyandarkan dirinya pada sang Khalik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. (w)
Sumber : Muhammad Teladanku, Penerbit Syaamil, Wa Group Muhammad Teladanku.