ChanelMuslim.com – Karena Alquran, Jasad Tukang Cendol Ini Masih Utuh Setelah Dikubur 8 Tahun
Ustaz Ahmad Taufiq Nuh menceritakan dalam sebuah ceramahnya, sebuah kisah nyata yang beliau alami. Kisah tentang mukjizat kedekatan dengan Alquran yang membuat jenazah ayahnya tetap sama seperti baru dikubur meski sudah berlalu 8 tahun. Berikut kisah lengkapnya.
Suatu hari saya ditelpon oleh ibu saya. Saat itu sedang ada rencana pelebaran jalan di daerah Tangerang. Akibatnya, tanah pekuburan yang berada di pinggir jalan tersebut harus dibongkar. Dan saya diminta oleh ibu saya untuk memindahkan Makam Ayah saya yang sudah sekitar delapan tahun di sana. Lalu saya pun berangkat sembari menghubungi saudara saya yang berada di Tangerang.
Baca Juga: Jasadnya Harum, Ditemukan Sedang Memeluk Putrinya yang Berusia 3 Tahun
Karena Alquran, Jasad Tukang Cendol Ini Masih Utuh Setelah Dikubur 8 Tahun
Saya teringat ayah saya, seorang lelaki rendah hati yang amat mencintai Alquran. Beliau hanya seorang penjual cendol. Sementara kami, anak-anaknya, ada 17 jumlahnya. Tapi Alhamdulillah ketujuhbelasnya jadi ‘orang’ semua.
Setiap pagi ketika ibu sedang memasak cendol di atas tungku, ayah segera ke ruang tengah, membuka mushaf dan mulai bertilawah. Membaca ayat per ayat dengan penuh takzim dan penghayatan. Ayah tetap khusyu’ hingga ibu selesai masak. Aktivitas itu terjadi setiap hari. Setelah itu, ayah menyiapkan dagangannya dan melayani pembeli jika ada. Namun, ketika sedang tak ada pembeli, ayah mengambil mushaf kembali, membacanya. Begitu seterusnya. Berulang setiap hari seperti itu. Tiada lelahnya.
Seolah tak pernah lepas lisan dan matanya dari membaca Alquran. Beliau tak pernah mau melewatkan sedikit pun waktu tanpa Alquran. Setiap waktu dan kesempatan senantiasa diisi dengan membaca kitabullah. Begitulah hari-hari yang dilewati oleh ayah yang hanya seorang tukang cendol. Namun beliau mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi.
Tibalah kami di makam Almarhum ayah, dibantu oleh penggali kubur. Tampaklah dari celah-celah tanah dari liang lahatnya kain yang masih putih dan utuh. Kain kafannya tak koyak sedikit pun. Seperti keadaan jenazah yang baru dikuburkan kemarin sore. Padahal jenazahnya telah bersemayam di sana sekitar 8 tahun. Kami terhenyak.
Air mata jatuh tanpa sadar, menangis, terharu, bangga, bercampur sedih. Sedih bukan karena apa-apa. Tetapi saya bertanya pada diri sendiri, ayah saya hanya seorang tukang cendol bisa mendapatkan kemuliaan seperti ini, tetapi saya seorang ustaz yang kerap mendakwahi orang-orang apakah bisa seperti ayah saya?
Lalu kami mengangkat jenazah beliau. Benar-benar utuh. Tak kurang sesuatupun. Saya terpaksa memanggil ambulan. Karena memang sebeyulnya kami tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini. Setelah ambulan datang, kami menaikkan jenazahnya. Karena rasa penasaran saya menyingkap sedikit kain kafan yang menutupi tubuh ayah saya. Saya merasakan kulitnya masih utuh sama persis keadaannya seperti ketika hendak dikuburkan. Subhanallah.
Di sepanjang perjalanan, saya menangis. selain haru dan bangga, namun saya terus bertanya pada diri sendiri.
”Apakah kamu bisa mendapatkan kemuliaan seperti ayahmu yang hanya seorang tukang cendol? Apakah kamu sudah mencintai Alquran sebagaimana beliau mencintai Alquran?”[ind/rfr]
Sumber: madrasahquranalfatih.com
Madrasah Qur’an Al-Fatih merupakan wadah interaksi seluruh lapisan masyarakat Indonesia di Turki dalam memperdalam ilmu Alquran untuk mewujudkan generasi berakhlak Qur’an.