KAPAN Nabi Isa dilahirkan? Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan cerita berikut ini.
“Angkatlah kursi ini dan bangkitlah,” pintanya.
Orang buta itu menjawab, “Aku tidak sanggup.”
“Engkau sanggup melakukannya, sebagaimana engkau telah melakukannya ketika mengambil harta (pedagang ini) dari kotak itu yang berada di dalam rumahnya.”
Alangkah terkejutnya orang buta itu karena ketahuan mencuri. Ia lalu mengembalikan harta yang diambilnya.
Kisah itu merupakan salah satu kisah keistimewaan Nabi Isa sebagaimana ditulis Imam Ibnu Katsir dalam kitab “Qashashul Anbiya”.
Banyak kisah istimewa mengiringi kelahiran Nabi Isa. Disebutkan bahwa Raja Persia kebingungan melihat bintang yang sangat besar yang belum pernah ada sebelumnya, tetiba muncul di langit.
Ia bertanya pada menteri-menterinya dan dijawab, “Bintang besar ini adalah penanda lahirnya seorang bayi yang agung dari tanah Syam.”
Raja Persia lalu mengirim utusan untuk membawakan hadiah bagi ibu bayi itu berupa emas, buah, sayur dan susu.
Ketika utusan tersebut tiba di Syam, Raja Syam bertanya, apa yang mereka bawa dan untuk siapa? Mereka menyebutkan isi hadiah itu dan mengetahui bahwa telah lahir Nabi Isa putra Maryam di Baitul Maqdis.
baca juga: Turunnya Nabi Isa pada Akhir Zaman
Kapan Nabi Isa Dilahirkan?
Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?
Dalam kitab “Durrat al-Nasihin”, Ibnu Abbas meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW bahwa di bulan Dzulhijjah terjadi berbagai peristiwa besar.
Sembilan peristiwa besar itu terjadi antara tanggal 1 hingga 9 Dzulhijah, atau persis sebelum hari raya Idul Adha.
“Pada tanggal 4 Dzulhijah, Nabi Isa AS dilahirkan oleh ibunya, Maryam di sudut kota Baitullah dalam kedaan sehat, meski sempat menggegerkan kaumnya. Pasalnya, ia terlahir dari seorang yang masih perawan.”
View this post on Instagram
Petunjuk kapan Nabi Isa lahir juga tersurat dalam QS. Maryam: 22-25:
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata:
“Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi yang tidak berarti, lagi dilupakan.”
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah:
“Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”
Panen kurma hanya terjadi di setiap musim panas (sekitar bulan Juli-Oktober), saat suhu di bumi Syam mencapai 45 derajat celcius atau lebih.
Sebelum musim panas, kurma belum matang dan tidak bisa dirontokkan dari pohonnya. Apalagi di musim salju! Jadi, clear ya?[ind]