SAHABAT, bagaimana jika tiba waktunya kamu harus hidup sendiri? Belajarlah untuk mengisi waktu kesendirian. Sebab, orang yang paling kau sayangi sekalipun tidak akan selalu ada dan tidak selalu mengerti keadaanmu.
Setiap orang punya kesibukannya, bahkan teman dan sahabatmu pun suatu saat akan bertemu dengan kerepotannya masing-masing.
Orang yang kita cinta pun akan menemukan kesibukannya di satu waktu. Jangan terbiasa menggantungkan keceriaan dan suasana hatimu pada kehadiran orang lain.
Kesendirian itu pasti akan datang, meski hanya sekejap masa.
Saat ditinggal suami kerja, anak-anak berangkat sekolah atau beranjak dewasa.
Atau yang terburuk adalah saat mereka yang kita sayang sudah pergi lebih dulu meninggalkan kita untuk selamanya.
Maka belajarlah dan jadilah pandai dalam menyendiri… terlebih di saat nanti sedang susah dan di bawah.
Saat banyak orang meninggalkan.
Saat banyak orang mulai mengabaikan.
Belajarlah mengelola keadaan hati sejak sekarang. Hingga nanti meskipun sedang sendiri, hati tak merasakan sepi.
Baca juga: Saya Sibuk Tidak Punya Waktu untuk Belajar Agama
Jika Tiba Waktunya Sendiri
Mereka yang tak pandai mengelola kesendirian, akan selalu merasakan kesepian.
Kesendirian itu keadaan, tapi kesepian itu pilihan hati.
Sendiri tak selalu identik dengan kesepian bagi hati yang selalu terpaut dengan Allah Subhanahu wa taala.
Ada orang-orang yang sendirian tapi tak pernah merasakan kesepian sebab ia pandai mengatur hatinya.
Sebaliknya, ada orang-orang yang bahkan di tengah keramaian sekalipun bisa merasakan kesepian sebab ia tak pandai mengolah hatinya.
Belajarlah mengelola hati sebelum itu terjadi. Perbanyak dzikir. Dan belajarlah merasa cukup senang meski itu hanya dengan duduk mengingat Allah Subhanahu wa taala.
Karena percaya tidak percaya… suatu saat, obat paling manjur untuk hatimu yang tengah sedih adalah menepi dari manusia lalu berdoa dan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa taala.
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Semoga menjadi renungan bagi kita.[ind]
Sumber: Muhammad Ramadhan (https://t.me/semangatsubuh)