SAHABAT Muslim, jangan pernah kita putus asa dari rahmat Allah. Karena kasih sayangnya sangatlah luas, sebesar apapun kita melakukan kesalahan. Pintu taubat akan selalu terbuka sesulit apapun kamu berusaha menghindari dosa.
إِذَا وقَعَ منْكَ ذَنْبٌ فَلاَ يَكُنْ سَبَبًا لِيَأْسِكَ مِن حُصُوْلِ الِاسْتِقامَةِ مَعَ رَبِّكَ فَقَدْ يَكُوْنُ ذَلِكَ اّخِرُ ذَنْبٍ قُدِرَ عَلَيْكَ
“Jika dirimu terjerumus dosa, maka jangan sampai dosa itu jadi sebab putus asa untuk menggapai istiqomah kepada Tuhanmu, karena bisa jadi itu menjadi dosa terakhir.” (Ibnu Athaillah)
Baca Juga: Motivasi untuk Kamu yang sedang Berputus Asa dalam Membela Al-Aqsa
Jangan Putus Asa Dari Rahmat Allah
Penjelasan:
1. Jangan pernah berputus asa untuk meraih rahmat Allah ketika engkau terjerembab dalam dosa, karena Allah adalah Dzat yang menerima taubat berkali-kali ketika seorang hamba Kembali kepada-Nya.
2. Allah berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53)
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (QS. Az Zumar: 53)
3. Ini merupakan ayat al-Qur’an yang paling memberi harapan besar, sebab ayat ini mengandung kabar gembira yang paling agung.
Pertama, dalam ayat ini Allah menisbatkan hamba-hamba-Nya kepada diri-Nya untuk memuliakan mereka dan menambah kegembiraan mereka.
Kemudian Allah menyebut mereka dengan orang-orang yang banyak melakukan kemaksiatan dan dosa-dosa.
Kemudian Allah melanjutkannya dengan larangan untuk berputus asa dari rahmat-Nya bagi orang-orang yang banyak melakukan dosa tersebut, sehingga larangan berputus asa bagi orang-orang yang tidak banyak melakukan dosa adalah lebih utama dan lebih termaksud dalam ayat ini (Dr. Sulaiman Al Asyqor).
4.
. عن بن مسعود قال أكبر الكبائر الإشراك بالله والأمن من مكر الله والقنوط من رحمة الله واليأس من روح الله
“Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata bahwa di antara dosa besar yang terbesar adalah berbuat syirik pada Allah, merasa aman dari murka Allah dan merasa putus asa dan putus harapan dari ampunan Allah.”
(HR. Abdurrozaq, 10: 460, dikeluarkan pula oleh Ath Thobroni. Lihat Kitab Tauhid dengan tahqiq Syaikh Abdul Qodir Al Arnauth, hal. 128)
5. Seseorang dilarang berputus asa karena telah terlanjur berbuat dosa; setelah sadar tetaplah istiqomah dan kerjakanlah ibadah dengan tertib, rajin dan penuh disiplin dengan harapan mendapatkan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’la (Al Hikam).
Catatan Ustaz Faisal Kunhi M.A