• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 9 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Jangan Marah Apabila Gagal Mendapat Surga

Agustus 21, 2025
in Khazanah
Dewasa Kita Palsu

(foto: pixabay)

104
SHARES
798
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

JANGAN marah, apabila engkau gagal mendapatkan surga. Bisa jadi, perjalananmu untuk mendapatkannya, telah banyak melukai hati manusia. (Wasi’)

Kalimat tersebut saya temukan di timeline seorang teman, tadi pagi. Kalimat tersebut benar-benar menampar saya.

Bagaimana tidak, urusan melukai hati adalah perkara yang sangat bias standarnya. Maksud hati biasa saja, tapi ditangkap teman kita menyakitkan hati, dan sebaliknya.

Tapi jujur, saya sering tidak habis pikir, melihat orang dengan mudahnya menyakiti hati orang lain, misal, sesederhana dengan kalimat seperti ini,

”Lo happy nggak sih kemaren dapet nilai segitu? Bukannya pas di awal lo pasang target dapet A terus ya. Lo kok bisa jalan-jalan sih? Pura-pura bahagia ya? Keliatan kaya menutupi sesuatu. Lo kan biasanya suka menutupi sesuatu.”

Halo? Mau dilihat dari sudut pandang manapun, sungguh itu bukan kalimat yang baik diutarakan.

Anyway, itu kalimat fiktif sih. Walaupun pada kenyataannya, itu hanya perumpamaan (yang mirip dan saya modifikasi) dengan menggunakan studi kasus saya; membayangkan apabila saya ingin banget dapat nilai A di masa lalu.

Lalu saya gagal mendapat nilai A, lalu teman saya tega mengungkapkan kalimat tersebut pada saya, saat saya sedang travelling. Yang kamu lakukan ke saya itu… jahat.

Untung saya enggak pernah digituin dalam kasus gagal-dapat-nilai-A. Kalau ada, sudah saya semprot habis-habisan,

”Maksud lo apa ngatain gue pura-pura bahagia?” Ya iya, bener sih, tapi harusnya lo bantu gue move on dong. Gue kan lagi mensyukuri hidup gue yang sekarang. Jangan bikin gue lupa bersyukur.

Iya, pada intinya, saya heran (pake banget) menemui ada orang seperti itu di dunia ini.

Iya, dalam kasus di atas, secara umum, saya rasa setiap orang seharusnya membantu saudaranya untuk mudah bersyukur; ketimbang mengingatkan pada hal-hal yang (mungkin) belum bisa ia miliki, dan membuatnya semakin jauh dari rasa syukur.

Heran.

Baca Juga: Jangan Marah Kecuali Karena Allah

Jangan Marah Apabila Gagal Mendapat Surga

Saya jadi ingat kata-kata teman saya.

“Memang. “Pintar” dan “bodoh” itu cuma ilusi. Sebab pun Bu Warteg tak mengerti mekanika kuantum, Professor di Oxford belum tentu bisa bikin sambel terasi.”

Sebenarnya enggak nyambung, tapi kalimat itu membuat saya menyimpulkan satu hal. “Nilai baik atau buruk” manusia itu, terlalu sederhana jika disimpulkan dan dikuantifikasi dengan sistem buatan manusia.

Saya jadi semakin percaya, gelar, titel, level, dan penghargaan dari manusia tidak pernah menentukan kualitas akhlak seorang manusia, dan tidak akan pernah menentukan derajat kedudukannya di mata Allah.

Siapa bilang, orang-orang yang mendapatkan kesempatan belajar tinggi dan berkarier yang cemerlang, memiliki kedudukan lebih mulia dari bapak-ibu pemulung yang tinggal di rumah gerobak.

Siapa bilang, orang-orang yang sudah menunaikan belajar Islam level maqom Ibrahim di sebuah institusi, lebih mulia dari seorang mualaf yang baru belajar mengeja huruf hijaiyah.

Tidak ada yang bisa menjamin.

Maka pelajaran buatmu hari ini adalah, belajarlah hati-hati berbicara; karena kata yang terucap tak pernah bisa ditarik kembali.

Karena melukai hati orang lain, bisa menjadi pengganjal untuk masuk surga. Karena melukai hati seseorang itu seperti meremas kertas putih kosong; ia mungkin tidak sobek, tetap utuh, namun ia tidak akan semulus seperti sebelum diremas; bekasnya masih ada, dan tidak akan pernah hilang.

Mungkin karena itu ada pepatah, ”Be careful with your words. Once they are said, they can be only forgiven, not forgotten.”[ind]

sumber: Unforgettable Things. Avina, 2 September 2016. Catatan para Takmir Muda dan para Pengajar
di musim Ujian Tengah Semester.

Tags: Jangan Marah Apabila Gagal Mendapat Surgamenyakiti hati orang
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Mayoritas Warga Amerika Percaya AS Harus Bertindak untuk Membantu Warga Palestina yang Kelaparan di Gaza

Next Post

Iko Uwais Pimpin Pertunjukan Pencak Silat di Istana Merdeka

Next Post
Iko Uwais Pimpin Pertunjukan Pencak Silat di Istana Merdeka

Iko Uwais Pimpin Pertunjukan Pencak Silat di Istana Merdeka

Berdamai dengan Diri Sendiri

Berdamai dengan Diri Sendiri

Momen Ikonik Selebrasi Formasi Penutupan PIONIR Gadjah Mada 2025

Momen Ikonik Selebrasi Formasi Penutupan PIONIR Gadjah Mada 2025

  • Tafsir Surat Abasa Ayat 1-16

    Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5181 shares
    Share 2072 Tweet 1295
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7692 shares
    Share 3077 Tweet 1923
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3260 shares
    Share 1304 Tweet 815
  • Kisah Dua Umar dan Gempa Bumi

    115 shares
    Share 46 Tweet 29
  • Kolaborasi Light+ by Wardah dengan Bright League Main Conference 2025

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Cut Meyriska Jadi Wajah Koleksi Family Set Terbaru Nobby, Linara dan Cendara

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
  • Sisterlillah Gelar Nobar Special Screening “Mengejar Restu” di Bekasi, Studio Penuh

    66 shares
    Share 26 Tweet 17
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5196 shares
    Share 2078 Tweet 1299
  • Cara Beristighfar untuk Orangtua yang Sudah Meninggal

    4388 shares
    Share 1755 Tweet 1097
  • Warisan Terbaik untuk Anak

    66 shares
    Share 26 Tweet 17
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga