AKTOR Iko Uwais memimpin pertunjukan pencak silat bersama peraih medali emas pencak silat SEA Games 2011, Eko Wahyudi, dalam Upacara HUT Ke-80 RI (Republik Indonesia) di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (17/8/2025).
Di hadapan Presiden Prabowo Subianto, Iko dan para penari lainnya yang merupakan atlet dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) memakai atasan berwarna hitam.
Sebagai bawahan, Iko memakai celana bermotif batik mega mendung atau megamendung khas Cirebon. Motif serupa juga terlihat pada ikat kepala yang ia gunakan.
Baca juga: Atlet Angkat Berat Indonesia Pecahkan Rekor Dunia dalam Kategori Deadlift di Jepang
Iko Uwais Pimpin Pertunjukan Pencak Silat di Istana Merdeka
Celana dan ikat kepala yang Iko pakai memiliki warna dasar merah kecoklatan, dengan motif awan ber-outline putih dan beberapa berwarna biru. Motif mega mendung cukup unik karena terlihat lebih modern dibandingkan dengan motif batik lainnya.
Batik mega mendung melambangkan pertemuan kebudayaan China dan Cirebon pada masa Sunan Gunung Jati. Sebab, kala itu banyak saudagar dari China berdatangan ke Indonesia. Mereka turut membawa keramik-keramik berhiaskan gambar awan dan dedaunan.
Sementara itu, banyak simbol atau lambang dari tanah dan bebatuan di tanah Cirebon. Akhirnya, keduanya bertemu dan disatukan sehingga membentuk karakteristik tersendiri.
Perpaduan itu menjadi ciri khas dalam kebudayaan Cirebon, dan memunculkan motif batik megamendung, selain motif batik wadasan.
Adapun motif megamendung juga terinspirasi dari bentuk awan pada genangan air hujan dan cuaca mendung.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Motif ini memiliki pola garis awan dengan bentuk yang agak lonjong, dengan komposisi warna dasar merah dan biru, yang menggunakan tujuh gradasi warna.
Secara harfiah, arti “megamendung” adalah semesta langit yang menaungi bumi dan segala isinya. Dianggap pula sebagai simbol Ketuhanan, megamendung mengajarkan tentang kehidupan yang mengingatkan manusia agar memperkuat sikap religius.
Dahulu, motif megamendung identik dengan warna biru. Saat ini, warnanya sudah lebih variasi lantaran merambah ke warna-warna lembut atau pastel.
Perkembangan gradasi dan komposisi warna yang lebih bervariasi merupakan tuntutan dari perkembangan zaman dan permintaan pasar. [Din]