ISTIQOMAH bukan berarti tidak pernah berbuat kesalahan. Istiqomah juga bukanlah berarti seseorang tidak pernah berbuat dosa sama sekali. Namun, ketika seseorang istiqomah, seharusnya saat ia tergelincir, ia kembali bangkit memohon Ampunan kepada Allah, dan berusaha untuk istiqomah lagi.
Baca Juga: Cara agar Bisa Istiqomah
Istiqomah Bukan Berarti Tidak Pernah Berbuat Kesalahan
Karena itu, Allah gandengkan perintah Istiqomah dengan perintah Beristighfar.
…فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ…
…maka bersikaplah istiqomah kepadaNya, dan memohonlah ampunan (beristighfarlah) kepadaNya… (Q.S Fushshilat:6).
Ibnu Rojab Rahimahullah menyatakan: Ayat ini merupakan isyarat bahwasanya dalam upaya beristiqomah pasti mengandung kekurangan, sehingga ditutupi dengan istighfar yang mengharuskan adanya taubat dan kembali untuk bersikap istiqomah.
Hal ini juga seperti sabda Nabi Shollallaahu Alaihi Wasallam kepada Muadz bin Jabal Radhiyallahu Anhu: Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan ikutkanlah perbuatan Kebaikan setelah perbuatan Keburukan, niscaya (kebaikan) itu akan Menghapusnya (keburukan).(Jaami’ul Uluum wal Hikam (1/205)).
Nabi juga telah menyatakan bahwa seseorang tidak akan mungkin bisa berbuat istiqomah dengan sebenar-benarnya istiqomah (secara sempurna tanpa cacat sedikitpun):
اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا…
Bersikaplah istiqomah, (namun kalian) tidak akan mampu bersikap demikian (secara sempurna)…(H.R Ahmad, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany).
Rasulullah Shollallaahu Alaihi Wasallam juga menyatakan:
سَدِّدُوا وَقَارِبُوا
Berusahalah untuk mengerjakan kebaikan secara tepat benar (tidak melampaui batas dan tidak pula kurang darinya), (jika tidak bisa) usahakan mendekati. (H.R alBukhari dan Muslim, disarikan dari Jaami’ul Ulum wal Hikam karya Ibnu Rojab (1/205)).
Keutamaan Istiqomah dalam keimanan :
1. Perintah Allah kepada para NabiNya.
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ
Maka beristiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu (Q.S Huud:112).
2. Kabar gembira dari para Malaikat untuknya ketika menjelang meninggal dunia, di dalam kuburnya, dan ketika dibangkitkan.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Seseungguhnya orang yang berkata: Robb kami adalah Allah, kemudian ia beristiqomah, para Malaikat akan turun kepada mereka dengan menyatakan: Janganlah kalian takut dan bersedih.
Bergembiralah dengan surga yang dijanjikan untuk kalian. (Q.S Fushshilat:30).
3. Dilapangkan rezekinya di dunia.
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
Dan jika kalian beristiqomah di atas jalan (Islam), niscaya Kami akan memberikan kepada kalian minuman yang banyak. (Q.S al-Jin:16).
Al-Imam al-Qurthuby Rahimahullah menyatakan: Jika orang-orang kafir itu beriman, sungguh Kami akan berikan kelapangan mereka di dunia dan Kami akan bentangkan rezeki untuk mereka. (Tafsir al-Qurthuby (19/17)).
Faidah ini disarikan dari Syarh al-Arbain anNawawiyyah karya al-Luhaimid Rahimahullah
[Cms]
Dikutip dari Buku “Memahami Makna Bacaan Sholat”
(Sebuah Upaya Menikmati Indahnya Dialog Suci dengan Ilahi).
Al Ustaz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
http://telegram.me/alistiqomah