SEPERTI apa istimewanya Zaid bin Haritsah? Pada saat itu, waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Di suatu hari yang cerah, seruan wahyu yang pertama datang kepada Muhammad.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, Yang mengajar (manusia)) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Alaq; 1-5)
Kemudian, dilanjutkan wahyu-wahyu berikutnya.
“Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah,” (Al-Muddatstsir: 1-3)
“Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanah-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesunggunya, Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Al-Ma’idah: 67)
Baca Juga: Kisah Zaid bin Haritsah Menjadi Panglima Perang
Istimewanya Zaid bin Haritsah
Tidak lama setelah Rasul mengemban amanah kerasulannya, maka Zaid adalah orang kedua yang masuk Islam, bahkan ada yang mengatakan sebagai orang yang pertama.
Rasul sangat sayang kepada Zaid. Ini wajar karena Zaid memiliki sikap mulia yang tiada duanya. Kebesaran jiwa, kesucian hati, kebersihan ucapan, dan perbuatannya juga satu keistimewaan tersendiri.
Semua itu, bahkan lebih dari itu, menyebabkan Zaid mempunyai kedudukan tersendiri sebagai “Zaid yang Sangat Disayangi”. Itulah julukan yang diberikan oleh para sahabat kepada Zaid.
Ummul Mu’minin Aisyah r.a. pernah berkata, “Setiap kali Rasulullah menyertakan Zaid dalam satu pasukan perang, pasti beliau mengangkatnya sebagai pimpinan pasukan. Seandainya ia masih hidup setelah Rasul wafat, beliau pasti mengangkatnya sebagai Khalifah!”
Sampai ke tingkat inilah kedudukan Zaid di hati Rasulullah.
Siapakah sebenarnya Zaid ini?
Seperti yang sudah dijelaskan, Zaid adalah anak kecil yang pernah menjadi tawanan, dijual sebagai budak, lalu dimerdekakan oleh Rasulullah.
Tubuhnya pendek, berkulit cokelat dan berhidung pesek. Namun, dialah laki-laki berhati lapang dan berjiwa besar.
Karena itulah ia mendapat tempat tertinggi dalam dekapan Islam dan di hati Rasulullah saw. Karena Islam dan Rasulnya tidak sedikitpun mengistimewakan kebangsawanan dan bentuk lahiriah.
Dalam pangkuan Islam, nama-nama seperti Bilal, Shuhaib, ‘Ammar, Khabbab, Usamah, dan Zaid menjadi berkibar, sebagai orang-orang shalih istimewa dan sebagai panglima perang.
Islam meluruskan parameter kehidupan dengan firman Allah,
“Sesunggunya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.” (Al-Hujurat: 13)
Islam sangat terbuka untuk pengembangan bakat dan kemampuan yang baik dan bersih. [Cms]
Sumber : 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom