Chanelmuslim.com – Inspirasi Mengejar Cita dari Wirda Mansur
Rasanya terlalu muda jika anak-anak sejak kecil sudah belajar Alquran dan belajar ilmu agama, benarkah? Mari kita simak penuturan dari Wirda Mansur tentang usahanya mengejar cita-citanya.
Wirda Mansur, mendengar namanya tentu teringat ustadz Yusuf Mansur dan memang ia adalah putri pertama yang lahir pada 29 november 1999. Jadi ia baru mau berusia 17 tahun tapi sudah Hafizhah 30 juz.
Baca juga: Inspirasi Gaya Minimalist Fashion ala Deena Haura
Inspirasi Mengejar Cita dari Wirda Mansur
Putri dari ibunda ustadzah Siti Maemudah ini sudah sejak kelas 1 SD ingin khusus menghafal Alquran. Setelah sempat berbeda pendapat dengan keluarga tentang tujuan belajar, Wirda akhirnya keluar sekolah di kelas 5. Kemudian barulah Wirda memilih mengkhususkan waktunya untuk hafalan.
Wirda menghafal Alquran secara otodidak di rumah. Setoran ke mama dan papa. Belajar ke banyak pesantren untuk belajar pemahaman Alquran. Mengikuti jejak papanya yang dahulu cara belajarnya juga seperti itu.
Wirda membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun untuk menghafal 30 juz, karena menghafal dengan mempelajari makna ayat.
Diusianya yang masih belia, ia berpendapat, sekolah harus bertujuan untuk ibadah. Tidak seperti pendidikan saat ini untuk mengejar ijazah dan mencari kerja. Menurutnya ga usah repot mencari kerja, ciptakan saja kerja.
Wirda mengikuti program belajar akselerasi mandiri, jadi sekarang sudah setara lulus SMU dan insyaAllah akan berangkat kuliah ke London tanggal 9 November 2016 yang akan datang.
Menurut gadis cantik ini waktu muda bukanlah waktu yang tepat untuk main-main agar tidak fatal masa depannya. “Jadi saya dari kecil udah siapin rencana hidup, mau hafal Quran, belajar hadits, dan lain-lain. Agar gedenya juga tenang. Kan kalau udah gede pasti sibuk, urus anak, pikirin rumah, sekolah anak, dan lain-lain, ujarnya saat menuturkan kisahnya di Kajian Perumahan Forest Park Residence, Bojongsari, Depok.
Diakui Wirda dalam perjalanannya menghafal Quran, ia sering sering bosan. Dan untuk mengatasinya ia sering berdoa hingga menangis-nangis, meminta untuk diberi hiburan dalam menghafal Alquran.
“Setelah bertahun-tahun menghafal, ahamdulillah banyak dapat dapat hiburan hadiah yang menyenangkan, diantaranya diminta untuk mengajari Alquran di Amerika,” ujar Wirda pada jamaah kajian.
Wirda pun sangat aktif di sosmed, ini dilakukan dengan motivasi untuk memberikan hal-hal positif. Menurutnya di sosial media ini, banyak sekali contoh-contoh yang negatif, dan ia berinisiatif untuk aktif di sosmed agar dapat mengajak anak-anak seusianya pada jalan yang baik.
Pencapaian Wirda saat ini tentu tidak terlepas dari peran keluarga. Di dalam keluarganya, papanya selalu menyempatkan waktu dalam sehari untuk mengajak seluruh anggota keluarga berkumpul, biasanya di sore hari untuk membaca Alquran, membahas serta memperbaiki tajwid. Jika memiliki keinginan untuk membeli suatu barang, Papanya selalu memberi target seperti untuk hadiah ini harus hafal sekian juz sesuai kesepakatan. Dalam keluarganya ayah dan ibunya bukanlah orang yang gampang marah, paling ayahnya hanya menyuruh ibu untuk membacakan Alquran pada anak jika tengah marah. Selain itu, Papa dan Mama pun sering mengingatkan bahwa menjadi penghafal Quran akan meringankan langkah orang tua, dan ini pun menjadi motivasi.
“Dengan jadi penghafal Alquran akan memberikan mahkota untuk orang tua disurga dan mengurangi beban hidup. Saya ingin mengurangi beban orang tua dengan menghafal Alquran,” ujar Wirda.
Di rumah Wirda dan keluarga biasa mendengarkan murotal sebelum tidur. Wirda belajar membaca Alquran langsung tanpa belajar Iqro seperti umumnya.
Metode menghafal yang dilakukan Wirda sama seperti umumnya. Tetapi menurutnya mudah atau sulit dan lama atau
tergantung hati. Hati harus bersih. Tetapi tidak berarti menunggu hati bersih baru menghafal, justru kita harus memaksakan diri walau ia pun masih sering bandel. Bagaimana hati kita bersih jika tak memaksakan untuk menghafal.
Surat yang paling disuka Wirda adalah surat Qaf, karena membuat orang mau tobat. Dalam surah tersebut ada cerita tentang Allah yang bertanya ke neraka, apakah sudah penuh? Neraka malah kembali bertanya, memang masih ada yang mau dimasukkan? Inilah gambaran tentang besarnya neraka. Menurutnya jika kita bisa melihat neraka sekarang mungkin bisa pingsan. Dan di surat ini juga ada ayat yang berisi peringatan bahwa setiap ucapan akan dicatat, jadi kita harus hati-hati. Pokoknya surat ini membuat kita ingin taubat.
Gadis berperawakan mungil ini sangat mengagumi Nabi Muhammad dan juga ayahnya. Ia sering mengikut kemana pun ayahnya pergi. Dan kadang sering melihat apapun yang dikerjakan ayahnya.
Sebenarnya cita-cita Wirda ketika kecil berubah-ubah, mulai dari menjadi artis Bolywood, astronot, dan sekarang ingin jadi pengusaha pesawat.
Alquran telah merubah hidup keluarga Wirda, dulu keluarganya miskin dan kini banyak kemudahan dan kemuliaan dikarenakan Alquran. Menghafal Alquran memang tidak mudah, bahkan sering lupa, ada dosa dikit terus lupa. Tapi kita tidak boleh putus asa, karena ada orang yang baru mulai menghafal di usia 80 tahun dan alhamdulillah selesai di usianya yang ke 90 tahun. Jadi yang terpenting adalah niat dan teruslah tanamkan kata-kata positif dalam diri kita bahwa kita mampu.
“Jadi kalau mau mulia, ya jadilah penghafal Alquran. Dan pahami maknanya. Agar selamat dan beruntung,” tutup Wirda pada jamaah kajian. []
Disarikan dari catatan tausiyah Wirda Mansur di Mesjid Al Husna Green Forest Park Bojongsari Depok oleh Iin Savitry, #BundaBidadari