ChanelMuslim.com – Berkumpul dengan orang shalih sangat bermanfaat bagi kita, Sahabat Muslim. Pasalnya, teman-teman yang shalih akan selalu mengingatkan kita jika kita menyimpang.
Ustaz Farid Nu’man Hasan memberikan nasihat dari para ulama mengenai manfaat berkumpul dengan orang-orang shalih.
Baca Juga: Mencium Kaki Orang Tua dan Orang Shalih
Seorang hukama (ahli hikmah) berkata mengenai manfaat berkumpul dengan orang shalih.
028- مُجالسة الصالحين تحولك من ستة إلى ستة : من الشك إلى اليقين .. من الرياء إلى الإخلاص .. من الغفلة إلى الذكر .. من الرغبة في الدنيا إلى الرغبة في الآخرة .. من الكبر إلى التواضع .. من سوء النية إلى النصيحة.
Bermajelis bersama orang-orang shalih akan mengubah dirimu, dari enam keadaaan menjadi enam keadaan:
Enam Manfaat Berkumpul dengan Orang Shalih
Dari ragu menjadi yakin;
Dari riya menjadi Ikhlas;
Dari lalai menjadi ingat;
Dari hasrat dunia menjadi hasrat kepada akhirat;
Dari sombong menjadi rendah hati;
Dari jeleknya niat menjadi bersih
Aqwaal Al Hukama ‘an Al Hayah No. 28.
Baca Juga: Populerkan Orang Shalih dan Ulama, Jangan Orang Fasik
Manusia biasanya suka mengikuti atau meniru apa yang dilihatnya dan disukainya. Maka tirulah orang-orang baik, baik pada penampilan, perbuatan, dan perkataannya.
Sering manusia berkata: “Jadilah diri sendiri!” Ini bagus jika memang diri kita baik. Tapi, jika ternyata buruk maka jangan berlama-lama dalam keburukan dengan alasan jadilah diri sendiri.
Maka, tidak usah malu meniru para shalihin, ulama, dan orang-orang baik lainnya walau kita masih jauh seperti mereka.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut.
(HR. Abu Daud no. 4031. Dishahihkan oleh Imam Al ‘Iraqi dan Imam Ibnu Hibban. Lihat Imam Al ‘Ajluni, Kasyful Khafa, 2/240)
Berdasarkan hadits ini, maka tirulah orang shalih pada kebaikan yang mereka lakukan.
Al ‘Alqami Rahimahullah mengatakan:
أَيْ مَنْ تَشَبَّهَ بِالصَّالِحِينَ يُكْرَمْ كَمَا يُكْرَمُونَ وَمَنْ تَشَبَّهَ بِالْفُسَّاقِ لَمْ يُكْرَمْ وَمَنْ وُضِعَ عَلَيْهِ عَلَامَةُ الشُّرَفَاءِ أُكْرِمَ وَإِنْ لَمْ يَتَحَقَّقْ شَرَفُهُ
Yaitu siapa yang meniru orang-orang shalih maka dia akan dimuliakan sebagaimana orang-orang shalih dimuliakan. Siapa yang menyerupai orang fasiq maka dia tidak akan dimuliakan.
Siapa yang pada dirinya ada tanda orang-orang mulia maka dia akan dimuliakan, walau dia sendiri belum bisa merealisasikan apa yang dilakukan orang-orang mulia tersebut. (Aunul Ma’bud, 7/153)
Maka, janganlah mencela saudara-saudara kita yang kesehariannya memakai pakaian ala ulama, kiayi, dan shalihin, seprti peci, surban, gamis, kain sarung, koko, dan semisalnya. Walau kita kenal orang itu bukan siapa-siapa.
Sebab, apa yang dilakukannya adalah upaya memulai untuk meraih kemuliaan sebagaimana orang-orang baik yang diikutinya, dibandingkan tidak sama sekali.
Demikian. Wallahu a’lam.[ind]